Internet of Things (IoT) telah membawa angin segar dalam dunia pertanian. Dengan menghubungkan berbagai perangkat dan sensor, petani kini dapat mengoptimalkan produksi, meningkatkan efisiensi, dan menghasilkan panen yang lebih berkualitas.
IoT dalam pertanian, atau sering disebut smart farming, adalah penerapan teknologi IoT untuk mengotomatiskan dan memonitor berbagai aspek dalam proses pertanian. Mulai dari pengairan, pemantauan kondisi tanah, hingga pengendalian hama penyakit, semuanya dapat dilakukan secara real-time dan akurat.
Teknologi Digitalisasi Dorong Pertanian Indonesia Menuju Era Smart Farming 4.0
Kementerian Pertanian (Kementan) juga terus berupaya untuk memodernisasi sektor pertanian melalui penerapan teknologi digital. Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, Ali Jamil, saat membuka pameran Growtech Jakarta dan Propak Indonesia 2024.
"Digitalisasi menjadi kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan dan pertanian cerdas (smart farming)," ujar Ali Jamil. Ia menambahkan bahwa teknologi telah terbukti mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam proses produksi pertanian.
Indonesia, seperti negara lain, menghadapi tantangan perubahan iklim yang berdampak pada sektor pertanian. Gelombang panas yang ekstrim dan perubahan pola curah hujan mengancam produksi pangan. Untuk mengatasi masalah ini, smart farming menjadi solusi yang sangat relevan.
"Dengan smart farming, kita dapat memantau kondisi cuaca, kualitas tanah, dan pertumbuhan tanaman secara real-time," jelas Ali Jamil.
Data yang diperoleh kemudian dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih tepat, seperti mengatur jadwal irigasi, mengaplikasikan pupuk secara efisien, dan mengendalikan hama penyakit.
Inovasi Teknologi di Sektor Pertanian
Disisi lain, saat Pameran Growtech Jakarta dan Propak Indonesia 2024 diadakab, akan menjadi ajang unjuk gigi bagi berbagai inovasi teknologi pertanian. Salah satu yang menarik perhatian adalah drone sprayer yang dapat melakukan penyemprotan pestisida secara lebih cepat dan akurat. Selain itu, terdapat juga teknologi pengemasan ramah lingkungan yang dapat memperpanjang masa simpan hasil pertanian.
"Kolaborasi antara teknologi dan pertanian akan membawa kita ke era baru yang lebih efisien dan berkelanjutan," kata Mindo Sianipar, Ketua Umum Asosiasi Alat dan Mesin Pertanian (Alsintani).
Pemerintah Indonesia juga terus berupaya mendorong pengembangan pertanian modern melalui berbagai kebijakan dan program. Menteri Pertanian sebelumnya, Andi Amran Sulaiman, telah menginisiasi pembangunan klaster pertanian modern yang mengadopsi teknologi digital.
"Kami berharap dengan pertanian modern, kita dapat meningkatkan produksi pangan dan juga kesejahteraan petani," ujar Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian sebelumnya.