Lihat ke Halaman Asli

diary depresiku

Diperbarui: 15 Desember 2024   10:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Taukah engkau? Beban ini berat...terlalu berat untuk aku memikulnya sendiri. Sendiri, dan benar-benar aku sendiri. Tanpa satu orang pun yang bisa mengerti, memahami dan bahkan mendengarkan apa yang menjadi keluh kesahku. Sebegitunya hidup ini, mempermainkanku tiada akhir, suka sekali melihatku berjuang, menangis, dan putus asa.

Seorang teman mengatakan kepadaku "berusahalah bahagia, lihatlah masalah itu dari sisi lain. Apapun yang kamu rasakan, bahagialah" apakah kata-kata itu berlaku untuk seseorang yang mungkin ditahap "depresi"?

Aku sedih tapi diam, aku tertekan tapi diam..entah kenapa semua seolah berjalan tidak seperti harapanku. Apakah memang aku terlalu berharap?

Seseorang pernah berkata kepadaku "harapan itu akan membuatmu sakit. Semakin kamu berharap, maka semakin sakit kamu di buatnya" di satu sisi aku percaya itu, tapi di sisi lain, tak bisa ku pungkiri bahwa aku pun manusia yang pasti menaruh sebuah harapan walaupun itu kecil.

Taukah engkau seberapa tertekannya hati dan perasaanku? Teramat berat untuk aku bisa berucap seberapa tertekannya aku menghadapi semua ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline