Tulisan ini saya buat ketika saya baru saja menerima paket yang diantar oleh kurir ke rumah. Kiranya sudah kali ketiga dalam seminggu ini, saya mendengar seruan “Permisi, ada paket!” dari depan pintu, yang kemudian dengan hati senang saya menerimanya.
Sensasi yang mungkin dirasakan oleh banyak orang selain saya, menerima paket dengan perasaan aneh namun menggembirakan. Apakah karena belum pernah merasakan produknya secara langsung, sehingga terasa istimewa ketika kita sudah menerimanya?
Kenyataan bahwa kita sudah terlalu terbiasa dan dimanjakan oleh fenomena belanja online ini, apakah dapat dianggap sebagai suatu hal yang baik atau buruk? Saya merasa ada banyak hal yang bisa saya bahas dari sini.
Bagi saya, saat ini saya merasakan sendiri bagaimana teknologi telah menjadi bagian yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.
Hampir setiap orang di dunia ini, baik muda maupun tua, memiliki setidaknya satu jenis gadget yang selalu dibawa kemanapun. Dan seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berguna dan mempermudah berbagai aktivitas kita — termasuk berbelanja.
Fenomena ini yang kemudian membentuk gagasan tentang menciptakan platform belanja online di mana kita dapat membeli barang dari ponsel pintar kita tanpa harus keluar rumah. Gagasan yang kini kita kenal dengan istilah e-commerce.
Hal ini secara perlahan menggantikan praktik tradisional berbelanja di toko fisik. Saya sendiri adalah salah satu dari banyak orang yang lebih memilih membeli barang hanya dari ponsel saya daripada pergi ke toko fisik.
Menurut saya, adanya e-commerce ini menawarkan kenyamanan lebih serta tidak membuang banyak energi. Terlebih, kebiasaan ini semakin menguat ketika masyarakat mengalami keterbatasan dalam melakukan kegiatan di luar rumah sejak pandemi Covid-19.
Hal yang sebelumnya hanya diminati di wilayah perkotaan, kini juga dapat diikuti oleh masyarakat di desa-desa berkat perkembangan teknologi dalam bidang jasa ekspedisi.
Namun, dengan pertimbangan lebih lanjut, saya menyadari bahwa e-commerce juga memiliki kekurangan. Mungkin sama halnya seperti yang dirasakan konsumen lain, ada beberapa sentuhan yang “hilang” ketika kita memutuskan untuk berbelanja online.