Lihat ke Halaman Asli

Jangan Pernah Putus Asa, Terus Prasangka Baik Pada-Nya Sampai Akhir Hayat

Diperbarui: 8 Juli 2018   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Kita semua tahu KFC, siapa tak kenal KFC? Ayam goreng biasa pun sekarang disebut ayam Kentucky. Bumbu ayam goreng pun sekarang disebut bumbu ayam Kentucky. Ayam Kentucky atau KFC sekarang menjadi nama generik untuk ayam goreng tepung. Tapi tahukah kita siapa orang yang berjasa di balik itu semua? Tahukah kita bahwa ada seorang kakek tua yang berjuang keras sampai kita bisa menikmatinya di Indonesia? Kakek ini bernama Kolonek Sanders.

Harland Sanders lahir di Henryville, Indiana, Amerika Serikat tahun 1890.Di usia enam tahun ayahnya meninggal dan ia harus membantu ibunya mengurus adik-adiknya, antara lain dengan memasak untuk mereka. Di sanalah ia mulai belajar memasak.

Di usia dua belas tahun ibunya menikah kembali dan ayah tirinya tak menyukai anak-anak laki-laki. Maka adik-adiknya dikirim untuk tinggal bersama bibinya, dan ia harus bekerja di ladang.

Di kelas tujuh ia drop out dari sekolah untuk bekerja. Di usia enam belas tahun ia berusaha masuki karir militer, dan dikeluarkan dari sana. Ia pun bekerja sebagai buruh kasar di perusahaan kereta api dan dikeluarkan karena bertikai dengan teman kerjanya. Ia belajar hukum dan merusak sendiri karir hukumnya, juga karena bertikai. Ia pun terpaksa kembali tinggal bersama ibunya dan mulai menjual asuransi. Ia dikeluarkan pula dari perusahaan asuransi karena tak mau taat pada perintah atasan.

Di usia tiga puluh ia mendirikan perusahaan perahu, lalu menjualnya. Didirikannya perusahaan lampu, hanya untuk menemukan bahwa ada orang lain yang menjual lampu yang lebih baik.

Di usia empat puluh tahun ia mulai menjual ayam di sebuah restoran dan ternyata laku keras. Saat ia mulai mengiklankan ayamnya ia terlibat argumentasi dengan kompetitornya dan berakhir dengan pertikaian keras. Di usia enam puluh tahun Gubernur Kentucky memberikan gelar "Kolonel" kepadanya. Saat itulah ia mulai berpakaian putih-putih seperti yang kita kenal sekarang, dan mulai menjadi icon.

Empat tahun kemudian ia membeli motel yang kemudian terbakar bersama dengan restorannya. Ia tak putus asa, dibangunnya kembali motelnya sampai akhirnya ditutup saat Perang Dunia II berkecamuk.

Ia tak mau berhenti. Di usia enam puluh tahun-an ia mulai menjual franchise restoran ayam goreng nya. Ia berjalan door to door dari satu restoran ke restoran lainnya. Ia menawarkan untuk memasak ayam goreng menggunakan resep rahasianya. Tak banyak yang antusias. Resepnya ditolak 1.009 kali sampai akhirnya ada yang menerima. Tahun 1952, di usia enam puluh dua tahun Pete Harman menjadi pembeli pertama, dan memberikan 4 sen kepada Kolonel Sanders untuk setiap ayam goreng yang dijual. Resepnya mulai banyak dikenal dan ia pun mulai mendapatkan banyak franchisee lain.

Restorannya tiba-tiba harus dijual dengan harga tak menguntungkan karena ada jalan antar negara bagian yang melintasinya. Dan ia pun kemudian fokus hanya menjual franchise.

Di usia tujuh puluh tiga tahun ia mulai menuai hasil. Dari yang tadinya ia harus berjualan door to door, kini franchisee yang mulai mencarinya. 600 outlet berdiri di Amerika dan Kanada. Ia pun menjual hak franchise-nya dengan harga $2juta.

Sampai akhir hidupnya Kolonel Sanders masih berkeliling dari satu restoran ke restoran lainnya. Ia sangat memperhatikan aspek kualitas dan sempat mengeluh saat restoran KFC mengeluarkan gravy yang lebih rendah kualitasnya agar harga tidak terlalu mahal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline