Lihat ke Halaman Asli

Jangan Basa-basi dalam "Maaf Memaafkan"

Diperbarui: 22 Juni 2018   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

to be happy is to accept whatever, whenever, whichever, whoever. Sumber: https://indiraabidin.com

 

Perayaan Iedul Fitri di Indonesia sangat unik. Ada tradisi maaf memaafkan. Memang ini tradisi khas Indonesia saja, bukan Islam. Dalam Islam maaf memaafkan itu mulia dan diutamakan, jadi harus setiap saat, bukan hanya saat Iedul Fitri. Tapi memang tak semua manusia bisa minta maaf dan memaafkan setiap saat. Bagi banyak orang mungkin butuh momen khusus.

Dan saat sudah dibuatkan momen khusus pun, masih banyak yang mengucap "maaf" sekedar mengucap, basa basi tanpa benar-benar memaknainya dan menciptakan perubahan darinya.

Sesungguhnya kalau dilakukan sungguh-sungguh, maaf memaafkan ini penting sekali bagi manusia. Bagian dari otak yang bekerja untuk mengatasi marah terletak pada area yang sama dengan bagian otak terkait empati dan regulasi emosi. Riset menemukan bahwa mengatasi konflik dan memaafkan sangt baik bagi otak dan menghasilkan kondisi emosi yang positif.

Kondisi emosional yang positif menghasilkan kesehatan lahir batin. Otak menghasilkan kimiawi tubuh untuk kerja organ tubuh yang optimal, mereparasi sel yang rusak dan menghasilkan perasaan bahagia. Hal ini tidak didapatkan dalam kondisi konflik emosional dan amarah, di mana otak akan menghasilkan zat kimia yang menghasilkan ketegangan.

Tubuh akan lelah dan sakit kalau terus-terusan ada dalam kondisi seperti ini. Energi habis, dan karena sel rusak tidak direparasi, imunitas turun, kanker bisa muncul, beserta berbagai penyakit lainnya. Maukah kita membiarkan kondisi ini terjadi, kalau kita tak mau memaafkan, atau maaf hanya basa basi?

Inilah mekanisme yang Allah ciptakan di balik perintahNya untuk mengutamakan "maaf" dalam segala aspek hidup. Surga disediakan bagi mereka yang mau memaafkan. Rupanya bukan hanya surga di akhirat. surga di bumi pun tercipta dengan hati yang penuh maaf dan selalu memaafkan.

Yuk, setiap kali kita mengucap "maaf" sungguh-sungguhlah minta maaf, dan renungkan, apakah masih ada kesalahan orang lain yang mengganggu hati? Membuat kita merasa tidak enak setiap kali mengingatnya? Membuat sakit perut? Melemahkan tubuh? Atau membuat kita terbayang-bayang kenangan-kenangan buruk yang memicu marah atau sedih? Maafkanlah.. maafkanlah.. Bayangkan mereka datang, sungkem untuk minta maaf. Dan peluk mereka satu persatu. Mereka adalah utusan Allah untuk menguji kita, membuat kita semua naik kelas. Bersyukurlah mereka ada.

Yuk, kenapa penting memaafkan, khusus bagimu, sahabat?

Referensi:
How Does the Brain Process Forgiveness

A Brain on Forgiveness

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline