Lihat ke Halaman Asli

Dewi Motik: Cintai Tuhan, Lingkungan dan Diri, Maka Kau Akan Damai

Diperbarui: 1 Agustus 2017   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: acara halal bihalal Lavender Ribbon Cancer Support Group bersama Ibu Dewi Motik dan dr. Ferdinan.

Kami bahagia sekali kedatangan Bu Dewi Motik pada acara Halal Bihalal Lavender Ribbon Cancer Support Group di hari Minggu 30 Juli 2017 lalu. Beliau berbagi pengalaman mendampingi ibunya menghadapi kanker. Kita simak yuk.

Lihatlah kanker dari sisi positif

"Dulu ibu saya meninggal setelah enam bulan menghadapi kanker. Kami punya waktu enam bulan penuh untuk mempersiapkan segalanya. Kami berlomba-lomba berfoto dengan beliau, dan setiap kali foto beliau kami dandani, kami manjakan beliau dan berikan apapun yang terbaik bagi beliau. Beliau pun menyiapkan segala sesuatunya dengan sangat baik, sampai makam, kafan, dan segala hal terkait kepulangannya telah disiapkan dengan baik. Jadi saat beliau berpulang, kami merasa kami sudah melakukan segalanya yang terbaik.

Berbeda dengan ayah. Ayah berpulang setelah terserang sakit jantung saat sedang di Taiwan. Begitu mendadak. Kami sama sekali tak punya persiapan. Saat berangkat ke Taiwan beliau sehat wal afiat. Jadi beliau pun tak ada persiapan apapun.

Jadi lihatlah kanker dari sisi positif. Kita semua punya kesempatan mempersiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, tidak mendadak. Syukuri waktu bersama itu, sayangi beliau dan dampingi dengan baik."

Ikhtiar dengan segala macam cara perlu, asal tidak musyrik, dan pilihlah yang paling nyaman bagi yang didampingi

"Ikhtiar itu wajib. Apapun hasilnya, itu urusan Yang Maha Kuasa, tapi kita wajib berikhtiar dengan segala macam cara. Selama tidak menyekutukan Allah, tidak musyrik, tidak syirik. Jangan dibatasi.

Dulu kami semua anaknya punya pendapat yang berbeda-beda. Semua punya uang dan semua merasa ingin memberikan yang terbaik. Ada yang mau bawa ke Belanda, ada yang mau ke Jepang, ada yang mau ke Singapura. Nah yang seperti ini bisa bahaya bagi yang didampingi. Sangat tidak baik. Ikutilah apa yang diinginkannya, dan nyaman baginya.

Akhirnya kami memutuskan untuk membawa Ibu ke Singapura karena dekat dan masih mudah bagi kami semua mendampinginya.

Setelah saya rasakan apa yang ada di Singapura, saya saran, sebaiknya berobat di Indonesia sajalah. Banyak yang bisa memberikan cinta, memberikan sayang dan perhatian. Dan semua perhatian tersebut membawa doa yang baik bagi semua."

Jangan pelihara dendam. Terimalah hidup sepenuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline