Lihat ke Halaman Asli

Pilihlah yang Beriman, dan Kita Memilih Allah sebagai Penolong Kita, Bukan Hanya Memilih Manusianya

Diperbarui: 4 April 2017   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indiraabidin.com

Hari ini saya belajar banyak dari dr. Zakeer Naik.

Kalau ada orang yang tidak shalat tapi jujur, dan ada yang shalat tapi tidak jujur, yang mana yang lebih baik?
Yang shalat yang lebih baik.
Tidak jujur di dunia kepada manusia memang tidak baik, tapi tidak shalat berarti ia tidak jujur pada Sang Maha Pencipta di akhirat, yang menciptakannya dan yang memberinya rizki yang membuat bisa lahir di dunia dan hidup.

Orang yang shalat masih mau belajar ilmu agama, sehingga tahu bahwa shalat adalah amalan utama yang akan menentukan surganya. Shalat menunjukkan ia menghargai aturan ini.
Tidak shalat berarti tidak menghargai perintahNya yang utama, yang paling pentng menurutNya.
Tidak shalat berarti tidak mau tahu apa dampak akibatnya, tidak peduli kemarahanNya. Sombong melebihi dunia dan akhirat.

Kesombongan dan sikap tidak menghargai ini yang membuatnya lebih buruk di mata Allah daripada tidak jujur di dunia.
Ketaatan menunjukkan sikap dan kualitas keteladanan yang perlu kita pilih.

Sekarang mana yang lebih baik, pemimpin yang berhasil mengentaskan kemiskinan tapi tidak beriman, atau pemimpin yang belum terlihat mampu mengentaskan kemiskinan tapi beriman?

Seseorang yang mengentaskan kemiskinan di dunia tapi tidak beriman belum tentu mampu membawa siapapun yang dipimpinnya menuju surga. Dan inilah kemiskinan abadi yang sesungguhnya.
Kemiskinan di dunia tidak ada apa-apanya dibanding kemiskinan dan kemelaratan di akhirat. Bahkan bisa jadi orang miskin di dunia lebih cepat masuk surga daripada orang kaya.

Firaun membawa kekayaan dan kedigjayaan bagi Mesir, tapi kehancuran pada umatnya saat Allah menghukumnya atas kedzalimannya.
Pemimpin Pompei pun sukses membawa Pompei kepada peradaban berteknologi tinggi untuk masanya, dengan seni dan gaya hidup luar biasa. Namun akhirnya semua hancur saat Allah murka.

Pada saat kita memilih pemimpin yang terbaik iman dan taqwa nya kepada Allah sesungguhnya kita bukan hanya memilihnya sebagai pemimpin tapi memilih Allah sebagai pelindung kita di bumi dan langit, dunia dan akhirat.

Stephen Covey bilang, begin with the end in mind. Rasulullah bilang, manusia yang paling cerdas adalah manusia yang selalu ingat akan akhirat. Dalam berbagai hal, fokuslah untuk mencari bekal akhirat, untuk mencari pertolongan dan petunjukNya, untuk bisa selamat dunia akhirat.
Kalau bingung antara kepentingan negara dan kepentingan agama, tidak perlu banyak bertanya, pilihlah Allah, karena hanya Allah yang menjamin rizki kita dan keselamatan kita di bumi dan di langit. Tiada pertolongan selain pertolonganNya. 

Bismillah, semoga dalam setiap langkah, Allah memberikan ridloNya kepada kita semua. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline