Lihat ke Halaman Asli

Usia Bertambah, Ini Kunci Agar Terhindar dari Pikun

Diperbarui: 28 Maret 2017   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

indiraabidin.com

Banyak orang yang mengira bahwa pikun hanyalah urusan orang yang sudah berumur. Tidak juga. Ternyata banyak hal yang melemahkan memori dan menyebabkan pikun. Remaja pun bisa pikun, kalau mereka tak bisa mengatasi stress yang dibawa oleh lingkungan dan pekerjaan.

Pikun disebabkan oleh proses yang terjadi di otak dengan bertambahnya usia dan stress:

- beberapa bagian otak menjadi lebih kecil, terutama bagian hippocampus dan prefrontal cortex. Bagian inilah yang bertanggung jawab untuk urusan memori, belajar dan berbagai kegiatan mental

- jumlah neuron juga makin sedikit. Koneksi antara berbagai neuron makin lemah, dan level neurotransmitter menurun

- aliran darah makin lemah

- makin banyak peradangan

- makin banyaknya radikal bebas akibat polusi dan makanan/minuman yang tidak natural, merusak neuroan dan sel-sel tubuh lainnya.

Aging, atau penuaan, terjadi karena berbagai proses yang merusak tubuh dan tidak diatasi dengan baik sepanjang hidup. Antara lain tubuh yang asam, stress yang berkelanjutan, dan kurangnya aktivitas tubuh, pikiran dan jiwa yang positif. Untuk mengatasinya, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

1. Makan makanan yang sehat dan alkali

Cek dengan kinesiologi apa saja kebutuhan tubuh akan makanan. Makanan/minuman mana yang menguatkan dan membangun kekuatan sel-sel tubuh, makanan/minuman mana yang melemahkan sel-sel tubuh, termasuk neuron di otak. Makanan mana saja yang membuat pikun, dan makanan mana saja yang mencegah pikun. Semua bisa ditanya ke tubuh.

Secara umum makanan yang baik bagi otak adalah buah lokal organik segar, kacang-kacangan, whole grains, minyak zaitun dan sea food (yang belum terkontaminasi. Sayangnya sekarang sea food di perairan Indonesia telah terkontaminasi polusi, termasuk radiasi nuklir). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline