Kekuatan dan nilai sebuah brand ditentukan oleh kekuatan brand tersebut membangun brand values, atau nilai-nilai brand. Brand-brand besar seperti Apple benar-benar memastikan terjaganya nilai-nilai yang mereka junjung tinggi dan mereka anggap penting. Untuk itulah semua values Apple dicari dan dicintai. Apa yang dibeli oleh pelanggan, bukan hanya nilai produknya, tapi juga nilai perusahaannya. Dibalik semua product brand values, ada corporate brand values yang menopangnya dan manusia yang menjaganya.
Mass advertising can help build brands, but authenticity is what makes them last. If people belief they share values with a company, they will stay loyal to the brand (Iklan bisa membantu membangun brand, tapi otentisitas lah yang membuat brand bertahan. Bila masyarakat percaya bahwa perusahaan memiliki nilai-nilai yang sama, mereka akan setia pada brand tersebut)," kata Howard Schultz, pimpinan Starbucks yang sangat kuat menjaga nilai-nilainya.
Guru saya, Konsultan Change Management Fortune Group, mengatakan bahwa Values - atau nilai-nilai - adalah boss kita yang sesungguhnya. Semua leaders harus bertugas penuh menjaga tegaknya nilai-nilai dalam perusahaan. Identitas kita sebagai sebuah perusahaan ditentukan oleh kumpulan nilai-nilai warga (karyawan) nya. Hanya kalau seluruh warga bersama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai usaha, perusahaan akan tegak berdiri, terwujud dalam kekuatan brand yang dikenal di pasar.
We are what we value.
Sebagai manusia, kita adalah nilai-nilai kita, dan sebagai perusahaan, perusahaan adalah nilai-nilai yang dijaga. Menegakkan nilai-nilai membantu kita membangun perusahan dan brand di pasar. Secara spesifik, menjaga nilai dilakukan pada saat:
Mengambil keputusan
"It's not hard to make a decision, once you know what your values are (Tidak susah membuat keputusan begitu anda tahu apa nilai-nilai anda)," kata Disney. Benar sekali. Nilai-nilai kita memandu kita untuk memutuskan, dan menyatukan keputusan dari berbagai pihak yang berbeda. Pada saat kita punya nilai-nilai yang sama, berbagai keputusan yang berbeda akan dapat disatukan berdasarkan nilai-nilai bersama tersebut.
Kadang-kadang kita dihadapkan pada keputusan yang sulit. Saat inilah nilai-nilai menjadi penentu. Saat inilah kita harus mengatakan TIDAK pada hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kita, sebagai perusahaan dan sebagai pribadi.
Sometime walking away has nothing to do with weakness, and everything to do with strength. We walk away not because we want others to realize our worth and value, but because we finally realize our own (kadang-kadang meninggalkan sesuatu bukan berarti kita lemah, tapi justru menunjukkan kekuatan kita. Kita meninggalkan sesuatu bukan karena kita ingin orang lain sadar apa nilai-nilai kita, tapi karena akhirnya kita sadar apa nilai-nilai kita).
Memilih klien
Brand tidak menyasar semua manusia di jagad raya. Harley tidak diciptakan untuk semua jenis pengguna motor, Mercy tidak dibangun untuk semua yang ingin berkedaraan, dan Apple tidak ditujukan untuk semua yang butuh telepon genggam. Nilai lah yang membedakan mereka, menarik pelanggan yang setia dan menjaga pelanggan-pelanggan tersebut. Saat brand mencoba menarik semua jenis pelanggan, saat itulah mereka akan ditinggal oleh pelanggan setia mereka.