Berdasarkan sebuah studi yang ditayangkan di The Journal of Personality and Social Psychology tahun 2016, para pimpinan perusahaan yang memiliki tanggung jawab paling besar memiliki kadar testosterone tertinggi dan kortisol yang terendah, tanpa pandang jenis kelamin, laki atau perempuan.
Penelitian lain menemukan bahwa para pimpinan perusahaan yang memiliki tanggung jawab terbesar kurang memiliki akurasi empati. Mereka tidak terlalu mampu menebak kondisi emosi orang lain. Merekapun lebih mampu menerima berbagai jenis kemampuan dari kelompok yang berbeda-beda.
Testosterone berkontribusi pada sikap pemimpin yang berani take action. Terlalu tinggi bisa membuat seseorang agresif dan terlalu berani ambil resiko. Terlalu rendah membuatnya tidak percaya diri, takut mengambil tindakan dan tampil lemah ketakutan di hadapan orang lain.
Kortisol penting dalam menaggapi bahaya dan ancaman. Terlalu tinggi membuat seseorang sangat stress, semua perubahan dianggap sebagai ancaman, semua orang bisa jadi seperti dinosaurus. Berbagai emosi yang tak menguntungkan, seperti marah dan takut akan muncul. Terlalu rendah membuatnya tak mampu mengantisipasi krisis. Dalam kondisi bahaya ia santai saja.
Kombinasi kortisol yang cukup rendah dan testosterone yang cukup tinggi membuat seseorang mampu cepat mengantisipasi perubahan, beradaptasi, mengambil tindakan di waktu yang tepat, tampil percaya diri dan tetap empati.
Jenis pemimpin dilihat dari kombinasi kortisol dan testosterone:
- testosterone tinggi, kortisol rendah: jenis pemimpin yang paling efektif. Mereka percaya diri, tampil berani, mampu mengambil resiko, tahan stress, proaktif dan cepat bereaksi terhadap kondisi.
- testosterone rendah, kortisol rendah: kalem, tenang, dan tidak cepat bereaksi saat mereka harus bereaksi terhadap perubahan tuntutan kondisi.
- testosterone tinggi, kortisol tinggi: mereka tak mampu menghadapi stress, sangat agresif, tidak fokus, dan cepat tersinggung.
- testosterone rendah, kortisol tinggi: mereka sangat stress dan resah, tak tampil percaya diri
Jadi, kepemimpinan dan kesuksesan adalah juga soal hormon. Bagaimanakah agar kita dapat mencapai level testosterone dan kortisol yang seimbang?
The Power Pose
Bersikaplah sebagai seorang pemimpin yang mampu menguasai dirinya sendiri dan kondisi apapun. Senyum, tegap dan tegak, siap merangkul dan bekerja sama dengan siapapun yang ditemuinya. Posisi badan dan gaya kita berdiri, duduk dan berbicara turut mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh kita. Motion determines our emotion, gerakan tubuh kita menentukan emosi kita. Jadi jaga selalu sikap, raut muka dan tatapan seorang pemimpin, persis seperti pemimpin ideal yang kita inginkan.
Ambil kesempitan sebagai kesempatan
Mereka yang berhasil adalah mereka yang mampu berfikir paradoks, mengambil kesempatan dalam kesempitan dan tenang dalam kelapangan. Semua krisis adalah emas, karena hidup adalah permainan besar yang menyenangkan.