Lihat ke Halaman Asli

Kisah Hidup Pria Paruh Baya Setelah Ditinggal Ibu Terkasih

Diperbarui: 16 Januari 2024   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kediaman Pak Levi (16/01/24): Indira Ghina Andini

Pria paruh baya yang di kenal dengan nama Levi, kini hidup jauh dari kata senang. Setelah kehilangan ibunya, dia mengalami gangguan mental, seperti kesulitan berkomunikasi yang mengakibatkan ia tidak memiliki teman. Kondisi ini terjadi setelah ibunya dipanggil oleh sang pencipta pada tahun 2010. Kini Pak Levi hidup sebatang kara di sebuah perumahan yang terletak di Bandung Timur.

Pak Levi berasal dari keluarga keluarga menengah ke atas yang sangat memprioritaskan akademik, hingga Pak Levi pun kini bergelar Drs. Namun semua itu terasa sia-sia setelah apa yang menimpa Pak Levi hingga sampai di titik ini.

Kini segala kebutuhan hidup Pak Levi di bantu oleh saudara kandungnya. Aktifitas Pak Levi sehari-hari adalah membersihkan rumah, mencuci baju, memberi makan kucing liar yang menjadi peliharaannya, dan membeli makanan. Terkadang ia keluar dari rumah menggunakan pakaian yang tidak sopan, seperti kaus dalam dan celana pendek.

Di lingkungan tempat ia tinggal, terkadang warga membantu dengan cara memberi makanan. Setiap sore ia sering berjalan santai sembari membeli camilan. Awalnya, RT setempat membantu Pak Levi dalam segi ekonomi, ia dipekerjakan sebagai petugas bersih-bersih. Namun dengan kekurangan yang ia miliki, tidak berjalan lama akhirnya ia pun di berhentikan.

Pak Levi hidup sebatang kara, tidak punya isteri ataupun anak. Sangat jarang melihat keluarganya berkunjung, mungkin karena kesibukan masing masing. Namun, berkat simpati dari warga sekitar, Pak Levi tidak merasa di kucilkan. Bahkan setiap RT mengadakan acara seperti 17-an, ia tetap di undang dan mengikuti acara tersebut.

Dengan segala cobaan dalam hidupnya, Pak Levi tetap menjalani hari-harinya dengan ketabahan. Meskipun hidup sebatang kara dan mengalami kesulitan, ia tidak pernah kehilangan sikap positif dan kebaikan hatinya. Meskipun terkadang dihadapkan pada keterbatasan ekonomi dan sosial, Pak Levi tetap bersyukur atas setiap kebaikan yang diterimanya dari tetangga dan lingkungan sekitar. Dibalik segala tantangan, Pak Levi tetap menjadi sosok yang baik dan penuh dengan rasa syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline