Lihat ke Halaman Asli

Indi Khairun Nisa

Mahasiswi KPI'22 (STAI TebingTinggi Deli)

Buang Kebiasaan Menunda-nunda! ini Dampaknya

Diperbarui: 23 Januari 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Jangan pernah menunda hingga esok apa yang dapat dikerjakan esok lusa.

Menunda-nunda sesuatu mungkin kerap kita lakukan dengan alasan pekerjaan lain, lelah, bosan atau bahkan karena kemalasan. Tanpa kita sadari itu berdampak besar dengan intensitas kesuksesan seseorang. Dalam buku Berpikir dan Menjadi Kaya, Napoleon Hill mengatakan bahwa orang sukses segera mengambil keputusan tegas begitu mereka selesai mengevaluasi segala informasi yang tersedia. Sedangkan orang yang tidak sukses cenderung lamban mengambil keputusan dan sering mengubahnya.

Hambatan terbesar dari proses pengambilan keputusan adalah sikap menunda-nunda. Kerap kali segelintir orang mengatakan jika tidak mengambil keputusan adalah sebuah keputusan. Tentunya pemikiran seperti ini harus ditepis jauh-jauh. Dalam karyanya  Procastination and Task Avoidance,  Joseph R. Ferrari mengelompokkan dua jenis penunda, yaitu:

  • Menunda karena mereka senang mengerjakan segalanya pada menit-menit terakhir.
  • Menunda untuk menghindarkannya dengan berbagai alasan, seperti takut gagal atau mereka menunda untuk menghindari sesuatu karena menganggap itu hal yang tidak menyenangkan.

Mereka yang sering menunda karena takut gagal akan percaya bahwa lebih baik tidak mencoba daripada mencoba tetapi gagal. Orang seperti ini kerap mengungkapkannya dengan kata-kata berikut:

  • Ini bukan saat yang tepat untuk mengambil keputusan!
  • Mungkin ada cara yang lebih aman, tunggu saja!
  • Nanti saja, masih ada banyak waktu!
  • Ada beberapa urusan penting yang harus saya kerjakan terlebih dahulu!
  • Saya memang niat mengerjakannya sih, tapi nanti sajalah!
  • Besok deh, janji!
  • Lihat semua pekerjaan ini, mana mungkin saya tangani sekarang!

Apa kita pernah mendengar kalimat tersebut? Atau bahkan tanpa sadar kita sering mengucapkannya? Percayalah seseorang yang hobi menunda itu kreatif dalam mencari alasan. Sedangkan pertanyaan yang selalu mereka dapatkan dari sekeliling hanyalah: "Tunggu apa lagi sih?"

Ini akan menjadi masalah besar dalam mengejar visi misi untuk kehidupan yang lebih baik apabila kita gamang mengambil keputusan. Tiga hal tentang mengapa kita menuda-nunda yaitu:

  • Kita memang pemalas
  • Kita cenderung merusak diri
  • Kita senang mandeg karena kita memang suka mengasihani diri sendiri

Dalam buku You Can Make It Happen, Stedman Graham mengatakan, orang yang sering menunda-nunda umumnya dalah orang yang merasa tidak punya harapan, rendah diri, merasa bersalah atau ketakutan. Para perfeksionis juga sering menunda karena menantikan yang sempurna untuk menghasilkan yang sempurna.

Hal terbaik saat ini adalah, mulai saja dulu, lakukan dan buang jauh-jauh kata penundaan. Jangan terlena oleh waktu, karena satu detik yang telah berlalu tidak dapat diulang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline