Jangan menerima hidup apa adanya, karena hidup memiliki banyak pilihan, harapan dan tujuan. Ya, seorang manusia tanpa tujuan hidup yang pasti dan tidak memiliki tanggung jawab dengan hidupnya ibaratkan sebuah kapal tanpa nahkoda. Kita banyak mengetahui beragam sifat manusia, ada yang memiliki tujuan hidup dan ada pula yang tidak tau apa tujuan hidupnya. Dalam bukunya Terapi Berpikir Positif, Ibrahim Fleky menggolongkan manusia dalam lima jenis, yaitu:
Pertama, orang yang tidak tau apa yang dia inginkan.
Orang seperti ini diibaratkan daun kering yang tertiup angin kesana kemari tak tau kapan dan di mana ia jatuh. Mereka tidak tau apa yang diinginkan dalam hidup, berkeluh kesah setiap hari, mengatakan hidup ini susah dan tidak memiliki peluang. Bagi mereka, nasib adalah satu-satunya faktor penentu kondisi finansial, kejiwaan dan kesehatan. Orang seperti tidak berbuat apa-apa untuk hidupnya jangankan bergerak, sekedar memikirkannya saja ia tidak mau.
Kedua, orang yang tau apa yang diinginkan, tetapi tidak melakukan apapun untuk menggapainya.
Orang seperti ini sebenarnya punya pengetahuan tentang tujuan hidupnya bahkan memiliki banyak impian di dalamnya, tapi sayangnya ia tidak mengambil langkah positif untuk mewujudkannya. Selalu membandingkan dirinya dengan orang lain dan menyalahkan nasib buruk yang menimpanya adalah suatu cirinya. Hanya celaan dan menyalahkan yang ia katakana setiap hari.
Ketiga, orang yang tau apa yang diinginkan dan punya tujuan jelas, tapi tidak percaya dengan kemampuannya.
Orang ini mengetahui apa yang diinginkan, kapan dan bagaimana mewujudkannya, hanya saja ia tidak yakin bisa mendapatkannya. Tidak percaya diri dan lemah, ia takut gagal dan direndahkan. Sebenarnya ia memiliki banyak ilmu pengetahuan tetapi ia tidak mengambil langkah positif untuk mewujudkan itu semua. Itu sebabnya, ia sering kali menjauhkan diri dari orang lain, menderita ganguan jiwa dan fisik serta ucapannya selalu dipenuhi dengan rasa iri pada orang lain yang sukses dan selalu mengeluh secara psikologis.
Keempat, orang yang tau pasti apa yang diingingkannya, tapi ia terpengaruh oleh hal-hal negative dari luar.
Orang golongan keempat ini tau apa yang dia inginkan, selain itu ia memiliki tujuan yang jelas dan langkah yang nyata, namun pribadinya yang lemah membuatnya mudah dipengaruhi pendapat dan perkataan orang lain. Akibatnya ia gampang bimbang dan mengubah langkah yang sudah disusun untuk menggapai impiannya. Ia tidak memaksimalkan kemampuan dan keterampilannya, sehingga hanya sedikit tujuan yang dicapai. Akibatnya, ia cenderung emosional dan menyalahkan orang lain dan dirinya selalu dikelilingi rasa iri.
Kelima, orang yang tau apa yang diinginkan dan berusaha untuk menggapainya sampai berhasil.
Orang golongan terakhir ini tau pasti apa yang diinginkannya, sehingga ia dengan mudah merumuskan masalah dengan jelas dan pantang menyerah. Orang ini yakin dengan hukum tanam tuai. Karenanya, ia dapat mewujudkan keinginan dan cita-citanya.