Lihat ke Halaman Asli

Bubarkan Densus 88, Bersihkan Badan Intelijen!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seberapa besar manfaat yang telah dirasakan seluruh elemen bangsa ini terhadap kehadiran Detasemen Khusus 88 yang mengurusi masalah terorisme tersebut?

Propaganda dibaliknya jauh lebih berbahaya daripada aksi “kebrutalan” yang dipertontonkan dan sempat menjadi live show beberapa waktu lalu dimedia televisi.

Aksi perburuan para tersangka terorisme seperti terpola rapi menyesuaikan agenda yang harus terpenuhi. Terhitung sekurangnya sudah dua kali pemberitaan menyangkut upaya yang telah dilakukan oleh densus 88 dalam memerangi aksi terorisme bersamaan dengan rencana kedatangan para pembesar dari paman Sam, yaitu sesaat sebelum kunjungan presiden Amerika Barack Obama dan terakhir kemarin saat kunjungan menteri luar negeri Hillary Rodham Clinton.

Apa yang dilakukan oleh densus 88 saat ini mengingatkan kembali suasana ketika rezim orde baru masih berkuasa, dengan memainkan isu dan menebar stigma sesuai agenda yang hendak dimainkan oleh penguasa maupun pihak-pihak yang punya kekuatan besar untuk mengkooptasi penguasa dan lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan khusus.

Trend yang terjadi diseantero penjuru dunia menegaskan bahwa  isu terorisme menjadi senjata paling ampuh untuk mengalihkan perhatian warga dunia dari permasalahan sesungguhnya, yaitu tentang ketidakadilan dan kesewenangan penguasa.

Hasil propaganda isu terorisme kemudian mengidentikkan kelompok tertentu memiliki label teroris. Bukan hanya pelabelan saja yang disematkan, juga menjurus kepada pembunuhan karakter, hingga pemberangusan  segala bentuk yang berkaitan dengannya.

Apa yang dipertontonkan oleh densus 88 dimasyarakat selama ini selain menunjukkan aksi arogan, juga telah menggiring opini sehingga masyarakat menjadi terkecoh untuk ikut-ikutan memusuhi pihak-pihak tertentu beserta ajarannya yang dianggap menyimpang.

Tak hanya sampai disitu upaya lanjutan berupa tindakan deradikalisasi adalah satu paket didalamnya dengan penyertaan pihak-pihak yang dianggap mampu memuluskan upaya besar propaganda penanganan terorisme.

Yang menjadi otak dari aksi brutal densus 88 dalam menangani aksi terorisme adalah badan intelijen melalui informasi-informasi yang diberikan.

Atas apa yang telah dilakukan  oleh densus 88 selama ini yang jelas-jelas hanya menjadi alat kepentingan penguasa dan melakukan propaganda yang jauh lebih merusak dari aksi-aksi yang telah dilakukan dalam memburu para tersangka terorisme yang tak pernah jelas kebenarannya, karena menyeret publik kedalam perseteruan, kecurigaan, labelisasi dan permusuhan sesama umat manusia, baik dalam lingkup kecil dan besar, oleh karena itu densus 88 patut untuk dibubarkan. Serta membersihkan badan intelijen dari oknum-oknum yang menyesatkan dan mengaburkan kebenaran.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline