Lihat ke Halaman Asli

Politisi Bermoral Itu Masih Ada!

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Politisi itu cerminan dari rakyatnya, jika yang memilihnya kebanyakan adalah rakyat yang melek politik, cerdas, taat beragama, dan memiliki tingkat kritisi yang tinggi dan penuh dengan rasa kepedulian insyaallah akan hadir para politisi yang setara dengan para pemilihnya (minimal).

Demikian sebaliknya jika yang memilihnya adalah rakyat yang tidak melek politik, rendah tingkat kecerdasannya, masabodo dengan aturan agama, dan rendah kepeduliannya maka yang akan duduk sebagai wakil rakyat tidak jauh kualitasnya. Lalu apakah kita masih tetap ngotot mengatakan bahwa politik itu kejam, kotor dan tidak bermoral?, padahal kita punya andil terhadap hal tersebut!.

Kekuasaan itu hanyalah alat atau sarana belaka, sebagai penghantar keinginan dan cita-cita yang telah diamanatkan rakyat kepada pemimpinnya, bukan sebagai sebuah tujuan dari sebuah pertarungan politik yang ada.

Jika saja para politisi memposisikan diri hanya untuk mengejar poin-poin kebaikan melalui kemampuan yang dimilikinya, dan menganggap warna-warni politik yang ada disekelilingnya sebagai sebuah penyemangat dalam berlomba-lomba untuk mendapatkan poin-poin kebaikan tersebut, tentunya takkan ada stempel bahwa politik itu hitam kelam, kotor, penuh intrik dan manipulasi, serta tak layak disandingkan dengan agama.

Tetapi dunia ini berjalan diatas sebuah sunatullah, bahwa ada baik dan buruk, hitam dan putih bahkan abu-abu, siang dan malam, besar dan kecil, dan hal-hal serupa,  yang bahkan ada dalam diri kita sendiri karena itu merupakan sebuah kesatuan yang tidak terpisahkan.

Begitu pula dalam dunia politik, degradasi terhadap nilai-nilai kebaikan bisa menghasilkan bermacam-macam politisi dengan tingkat keragaman yang sejalan dengan para pemilihnya. Politisi kotor dan politisi bersih akan saling mengeluarkan jurus-jurus politiknya untuk mencapai tujuan yang telah digariskan, apakah tujuan tersebut sejalan dengan amanat rakyat ataupun tidak itu tergantung lebih besar mana kekuatan masing-masing pihak. Diantara kedua kelompok tersebut adapula politisi-politisi yang oportunis, yang hanya mengutamakan kepentingannya sendiri. Dia hanya akan melihat angin politik mana yang menguntungkan dirinya, maka dia akan turut dalam barisan tersebut.

Kita harus yakin bahwa digedung parlemen sana masih ada politisi bersih yang dengan segala daya dan upaya mewujudkan segala janji-janji yang pernah terucap dimasa kampanye, sama yakinnya bahwa ditengah-tengah lingkungan kita  masih banyak orang-orang baik yang peduli terhadap sesamanya.

Jangan sampai hiruk-pikuk politik yang terasa menjemukan dan memuakkan kita akibat ulah para politisi yang tidak bermoral, lantas menurunkan kewaspadaan, kekritisan, kepedulian dan semangat kita untuk menggapai cita-cita yang ingin dicapai oleh bangsa ini. Jika hal tersebut terjadi maka akan berpesta-poralah para politisi kotor tersebut diatas amanah yang telah dititipkan oleh para pemilihnya. Jangan harap bahwa kondisi negeri ini akan membaik dengan sendirinya, padahal kita berlepas tangan terhadap kondisi perpolitikan yang terjadi.

Politisi bersih takkan pernah bisa berjuang sendirian dengan amanah yang telah dipikulnya, perlu dukungan moril yang terus-menerus disuarakan oleh kita para pemilihnya. Karena perjuangan itu belumlah usai setelah  kita berada dibilik suara yang hanya lima menit itu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline