Lihat ke Halaman Asli

Para Oportunis Menyandera Negeri!

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) oportunisme adalah sebuah paham yg semata-mata hendak mengambil keuntungan untuk diri sendiri dari kesempatan yang ada tanpa berpegang pada prinsip tertentu.

Pagi ini saya teringat sebuah coretan ditembok dinding dirumah orangtua yang ditulis menggunakan arang kayu, entah siapa yang menuliskannya. Beberapa baris kalimat yang sarat makna tertulis disana yang berbunyi sebagai berikut :

“Jika ada seribu orang yang berdakwah, maka akulah salah satunya. Jika ada seratus orang yang berdakwah, maka aku diantaranya. Jika ada sepuluh orang yang berdakwah, maka aku termasuk di dalamnya. Dan jika ada satu orang yang berdakwah maka itulah aku” Imam Syahid Hasan Al Banna

Kalimat tersebut hasil googling disebuah situs , mirip dengan coretan didinding tembok itu, hanya kata dakwah diganti dengan kata “kebaikan”, karena dakwah  pada hakikatnya menyerukan kebaikan, kebaikan nilai-nilai ilahiah.

Oh..ya itu coretan dinding tersebut mungkin ditulis oleh seseorang yang telah mengikuti kajian intensif tentang keislaman, pada saat itu usia saya masih sangat belia untuk mengerti hal-hal seperti itu.

Imam Syahid Hasan Al Banna adalah mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Mesir sana, buku-buku pemikirannya banyak terjual di toko-toko buku terkenal. Seorang yang pernah berjasa bagi negeri ini dengan menjadikan dirinya sebagai seorang duta kemerdekaan. Karena Mesir adalah salah satu negara yang pertama kali menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi bagian didalam proses tersebut.

Lalu apa hubungannya antara coretan dinding tersebut dengan judul postingan ini?

Untaian kalimat tersebut adalah prinsip hidup yang baik, yang tidak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang punya sifat oportunis. Bila seseorang yang mempunyai prinsip seperti coretan yang ada didinding  dirumah saya tersebut maka apa yang dia lakukan akan cenderung untuk menjadikan dirinya lebih banyak bermanfaat bagi lingkungannya. Bandingkan dengan para oportunis yang kalaupun melakukan sebuah kebaikan, disebabkan ada maksud tersembunyi didalamnya, yaitu untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri.

Para oportunis tidak akan mempunyai prinsip yang kuat, ia akan mengikuti arah angin yang akan membuatnya tetap mendapatkan keuntungan. Tidak berani menjadi beda dengan lingkungan yang ia masuki, walaupun lingkungan tersebut dipenuhi dengan keburukan. Para oportunis akan selalu mencari jalan aman bagi dirinya.

Mengapa rakyat negeri ini tak kunjung sejahtera padahal sumber daya alamnya melimpah?, salah satu penyebabnya adalah karena disendera oleh para oportunis!. Dengan kekuasaan dan jabatan yang dimiliki oleh para oportunis negeri ini dikeruk kekayaannya dan hasilnya masuk kekantung sendiri. Baik dilakukan secara kolektif maupun dilakukan sendiri.

Para oportunis tak merasa perlu untuk menjadi bagian dari sebuah kebaikan kalau tidak menguntungkan. Selama masih menguntungkan ia akan tetap mendekat pada kebaikan, tetapi jika sudah tidak menguntungkan ia akan berpaling dan akan mengikuti yang lain, walaupun itu sebuah keburukan.

Negeri yang masih disandera oleh para pejabat dan pemimpin yang oportunis akan selalu dipenuhi dengan para kacung-kacung penjilat yang sama oportunisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline