Lihat ke Halaman Asli

Rezim Haus Darah

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14171401221863752311

[caption id="attachment_338324" align="alignnone" width="620" caption="Rezim Haus Darah"][/caption]

Dulu semua mata tertuju padamu, bahwa kaulah pemimpin idaman bagi bangsa ini

Semua terkesima, semua terpedaya bahkan tergila-gila. Padahal itu semua ilusi saja

Tiada hari tanpa cerita kehebatanmu, koran, televisi, internet, warung-warung kopi semua membicarakanmu.

Tetapi, mungkin banyak yang lupa atau tidak tahu sama sekali, bahwa apa yang dikabarkan media tidak selamanya sebuah kebenaran.

Karena melalui media, sesuatu yang buruk bila terus-menerus di "propagandakan" menjadi suatu hal yang baik atau tercitra baik, maka akan menjadi baiklah sesuatu itu.

Mungkin banyak pula yang lupa atau tidak tahu sama-sekali, di era globalisasi tak ada satupun negara yang terlepas dari "campur-tangan" pihak lain. Kecuali di dalam negara tersebut dipimpin oleh pemimpin yang punya idealisme, patriotisme jati-diri, dan nasionalisme yang kuat sebagai pijakan untuk berhubungan di dunia internasioanal. Selebihnya hanya akan jadi budak dan kaki tangan belaka, tidak lebih.

Kini teranglah sudah, pemimpin pilihan dan dambaan rakyat hanyalah ilusi media dan kepentingan kaum terbatas.

Rezim ini telah memulai kekuasaannya dengan kebohongan, darah dan upaya represif terhadap lawan.

Tapi ingatlah, bahwa setiap rezim ada masanya.

Sumber Gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline