Lihat ke Halaman Asli

Didi Irawan

Freelancer

Pak Totok, Potret Pekerja Ojek Online

Diperbarui: 14 September 2024   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Hari menjelang sore, ketika pulang kuliah saya mampir dipinggir jalan yang rimbun dengan pepohonan. Mencari tempat yang nyaman untuk menikmati suasana senja, saya mengambil duduk berdekatan dengan seorang Bapak yang mengenakan seragam sebuah brand ojek online. Sambil menikmati sebatang rokok kami menikmati suasana senja. 

Penampilan beliau sederhana dengan kisaran usia kurang lebih 50 tahun nan, tapi dengan fisik yang nampak masih sehat. Beliau bercerita beberapa tahun lalu tinggal di madura, dan sekarang memutuskan tinggal di kota malang. 

Mempunyai dua orang anak yang masih SMA, beliau menunjukkan sebuah kesan yang mendalam tentang cintanya kepada dua buah hatinya dimana setiap momen bersama anak-anaknya tersimpan rapi pada memory hardisk dirumahnya.

Pesannya mumpung anak masih kecil, iringi tumbuh kembangnya karena kalau sudah besar mereka punya lingkungan pergaulan sendiri. Menurut saya menarik pesan tersebut bagus untuk saya ambil hikmahnya.

Sambil memainkan gawainya, beliau memantau pergerakan informasi yang ada di aplikasi ojolnya. Beliau bekerja menjadi ojol kurang lebih satu tahun. Setelah saya menunjukkan bahwa saya juga punya aplikasi yang sama di handpone saya, beliau mulai lancar bercerita. 

Sebelumnya dia menanyakan kepada saya apakah saya asli penduduk sini, saya bilang tidak. Kalau begitu saya ceritakan latar belakang saya katanya. 

Beliau ternyata mantan seorang pegawai di satu Bank ternama di Indonesia. Karena meihat saya agak kurang percaya, beliau menunjukkan aplikasi BPJS ketenagakerjaannya untuk meyakinkan. 

Ternyata benar, setelah aplikasi nya terbuka ternyata benar beliau adalah mantan karyawan di Bank tersebut dengan gaji pokok yang lumayan untuk ukuran daerah Jawa Timur dan itupun belum ditambah tunjangan menurut beliau.

Sambil menghisap rokok dalam-dalam, kami terlibat obrolan panjang. Beliau juga bercerita juga kalau masih bekerja di Bank mesti liburan week end ke tempat-tempat wisata bersama keluarga. Keliling indonesia sudah pernah, cuman anak-anak yang belum sempat semua menurutnya. Agak raut gamang diwajahnya ketika mengenang masa lalunya, menarik napas panjang beliau. Ini sebuah pilihan menurutnya.

Saya pun menanyakan kenapa beliau lebih memilih meninggalkan gaji yang lumayan besar dan memilih menjadi pekerja ojek online. Menurutnya ketika menanyakan ke beberapa tokoh agama yang dikenalnya, ada sesuatu yang kurang tepat. Beliau merenungkan itu selama 2 tahun, akhirnya memilih berhenti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline