Liburan akhir tahun merupakan waktu yang dinanti dan dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk berwisata. Kesempatan ini juga kupergunakan untuk menikmati alam nusantara yang penuh pesona, salah satunya berpiknik ke kawasan pantai Tanjung Lesung yang menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan.
Pantai merupakan arena berlibur yang menarik untuk berenang, snorkling, diving, berkeliling dengan perahu, bermain jetski, sekedar menikmati gelombang ombak, menanti matahari terbenam maupun menjelajah alam.
Akhir pekan ini aku berada di pantai yang menjorok di perairan selat sunda karena beberapa obyek wisatanya cukup menarik untuk di eksplorasi seperti pantai Carita, Anyer dan sekitarnya, hingga taman nasional ujung kulon yang terkenal dengan badak berculanya.
Sampai menjelang pukul 18.00 aku masih berada di tepian pantai Tanjung Lesung. Desiran angin dan gelombang ombak tidak menunjukkan anomali gejala alam. Hanya saja di kejauhan terlihat gunung anak krakatau "batuk-batuk" dan mengeluarkan kepulan asap tipis, dari jarak dekat bahkan terdengar dentuman kecil.
Saat berjalan menyusuri pantai Tanjung Lesung terlihat tenda-tenda yang dipergunakan wisatawan untuk bermalam. Posisi tenda tidak terlalu jauh berada di bibir pantai. Aku hanya terbayang bagaimana jadinya jika camping di tepi pantai berada dalam cuaca gelap tanpa lampu dan arealnya tergenang air akibat gelombang pasang.
Malam hari hingga pukul 20.30 aku masih menikmati makanan laut di resto Tanjung Lesung. Beberapa pengunjung bahkan menikmati makan malam di anjungan pantai.
Naluri dan tanda alam mendorongku untuk tidak menginap di Tanjung Lesung. Entah mengapa saat melihat bulan purnama aku ingin segera meninggalkan pantai. Tawaran kamar hotel maupun home stay memberikan harga relatif sangat mahal yang membuatku malas menawar.
Bahkan saat menikmati lobster dan kepiting tetiba gusi dan bibirku bengkak saat menikmati hidangan laut tersebut. Menjelang pukul 21.00 kutinggalkan Tanjung Lesung yang mempesona.
Malam sekitar pukul 21.40 masyarakat dikejutkan dengan gelombang pasang yang memicu kepanikan. Tidak ada hujan dan angin, air laut disertai gelombang tinggi membuat masyarakat panik dan berhamburan. Ternyata ada sunami kecil!
Informasi penyebabnya yaitu longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Saat ini BMKG dan Badan Geologi masih memastikan penyebabnya.
Adanya tsunami dan gelombang tinggi mengakibatkan bibir pantai kawasan wisata Anyer dan Carita terdampak cukup parah. Bangunan semi permanen rusak, padahal di liburan akhir tahun dan tahun baru kawasan pantai menjadi penghidupan ekonomi masyarakat. Beberapa daerah yang terdampak yaitu pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang dan Pantai Carita.
Wisatawan yang hilang dan meninggal umumnya akibat terseret gelombang dan derasnya air laut.