Lion Air Senggol Tiang Listrik di Bandara Fatmawati Bengkulu
Malam tadi mendapat kabar dari sobat di Bengkulu yang menginfokan maskapai Lion Air JT 633 tujuan Bengkulu-Jakarta sayapnya menyenggol tiang lampu di Apron Bandara Fatmawati sehingga mengakibatkan ujung sayap rusak yang mengakibatkan pesawat gagal terbang.
Mendengar kejadian ini, beberapa kali berkunjung ke Bengkulu saya mengamati perlunya perluasan area Bandara Fatmawati khususnya apron atau tempat untuk parkir pesawat.
Bandara Fatmawati Soekarno merupakan gerbang masuk melalui udara ke kota Bengkulu, selain bandara Fatmawati di Bengkulu sebenarnya terdapat bandara lain, yaitu Bandara Muko-Muko dan Bandara Enggano untuk penerbangan pesawat perintis.
Dalam catatan sejarah Bandara Fatmawati dulu bernama lapangan terbang Padang Kemiling. Masa itu, landasan hanya dapat didarati pesawat kecil, bangunan ruang tunggunya masih sangat terbatas. Disebut Padang Kemiling karena dahulunya kawasan ini merupakan semak belukar dan terdapat pohon kemiri besar.
Dalam bahasa setempat "Kemiri" adalah "Kemiling" sehingga lapangan terbang ini dinamakan Padang Kemiling. Bandara ini dibangun tahun 1944 saat pendudukan Jepang untuk kepentingan pertahanan udara dalam Perang Dunia II. Pembangunan lapangan terbang ini dilakukan dengan cara kerja paksa dengan mendatangkan tenaga kerja dari pulau Jawa.
Pada saat penguasan agresi Belanda, lapangan terbang dipergunakan untuk kepentingan Belanda. Setelah Belanda menyerahkan kekuasaan kepada Republik Indonesia lapangan terbang Padang Kemiling berada dibawah pengawasan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), lalu sesudah itu dikelola oleh djawatan penerbangan sipil.
Pada tahun 2001 aspirasi dari masyarakat Bengkulu menghendaki agar nama lapangan terbang Padang Kemiling diganti menggunakan nama tokoh nasional kelahiran Bengkulu, yaitu Fatmawati Soekarno (istri Presiden Pertama RI). Setelah diusulkan oleh pemerintah daerah kepada Pemerintah Pusat, melalui Keputusan Menterian Perhubungan No.185 Tahun 2001 bandar udara Padang Kemiling berganti nama menjadi bandara Fatmawati Soekarno.
Kemudian penggunaan bandar udara Fatmawati Soekarno diresmikan oleh Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri yang merupakan putri kandung Fatmawati Soekarno pada tanggal 14 November 2004.
Kini, Bandara Fatmawati telah banyak kemajuan dan perubahan, landasan telah dapat di darati pesawat berbadan besar. Interior di dalam ruang tunggunya ditata dengan rapi layaknya bandara modern dan diberi sarana pendukung lainnya seperti, mushola dan sarana bermain anak. Dinding bandara dipasangi foto kenangan bersejarah keluarga Fatmawati Soekarno, bunga endemik rafflesia arnoldi, kain besurek khas bengkulu dan foto obyek wisata daerah Bengkulu.
Nah, kalau melihat kejadian malam tadi tanpa mendahului aparat berwenang yang akan menyelidiki masalah pesawat Lion Air menyenggol tiang listrik, saya melihat ada andil kelalaian pilot dan wing man di darat yang mengatur pesawat. Pilot harus dikenai sanksi jika bersalah.