Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Malam di Jembatan Kaca Cisadane

Diperbarui: 19 September 2018   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jembatan kaca di malam hari| Dokumentasi pribadi

Sungai Cisadane merupakan nama yang cukup legendaris di Tangerang. Sungai Cisadane berhulu di Gunung Salak dan Pangrango Bogor membentang hingga membelah sebagian wilayah Kota Tangerang. Kota yang berjulukan  Kota Benteng yang warga pribumi dan etnis lain hidup berdampingan dengan harmonis.

Jembatan kaca yang membentang di atas Sungai Cisadane, kini menjadi ikon kota dan tempat wisata gratisan yang menarik bagi warga sekitar. Sisi jembatan yang terbuat dari kaca ini luasnya sekitar 72,5 meter, lokasinya menjadi tempat favorit untuk sekedar bersantai dan berfotoria.

Jembatan kaca/dokpri

Kawasan tepian Sungai Cisadane sejak sore hari selalu diramaikan oleh pedagang kaki lima yang menjajakan kuliner dengan gerobak yang sederhana. Apalagi pemerintah kota membuat taman-taman terbuka di bantaran sungai untuk tempat berdagang dan bermain bagi pengunjung.

Di malam hari kerlap-kerlip lampu jembatan kaca membuat nuansa romantisme bagi muda-mudi yang bercengkerama di atas jembatan. Dari kejauhan nampak bagai kota tua yang artistik. 

Sambil menikmati secangkir kopi dan mendengarkan senandung lagu "Senja di Cisadane", kunikmati  segarnya angin sepoi di tepian Cisadane. Di pinggir sungai terlihat para pemancing yang menunggu umpannya disambar ikan.

Jembatan kaca cisadane /dokpri

Di keheningan malam kutinggalkan tepian sungai yang penuh kisah historis ini. Adanya modernisasi kota, semoga Sungai Cisadane tetap terjaga kelestariannya dan dapat menjadi sumber penghidupan bagi warga  sekitar.

Salam Malam. Salam 00:00.

Tangerang, 18 September 2018.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline