Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Lumba-lumba di Teluk Kiluan

Diperbarui: 11 Februari 2018   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lumba-lumba bermunculan di kiluan/dokpri

 Saat berada di Lampung saya sempat  mampir ke beberapa destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perjalanan dari desa ke desa maupun wisata alam menghilangkan sejenak kejenuhan kehidupan metropolis yang hingar bingar. Salah satunya menikmati lumba-lumba ke Teluk Kiluan. Petualangan "berburu" lumba-lumba di tengah lautan yang ombaknya cukup besar ini  sangat mendebarkan hati karena hanya menggunakan perahu nelayan (kapal ketinting) yang  relatif kecil. 

Jepretan-jepretan kamera mengabadikan kemunculan lumba-lumba dengan tingkah polahnya yang lucu saat melompat-lompat di atas air sayang kalau dibuang.

kiluan4-jpg-5a7f2463cbe52305942e34f2.jpg

Salah satu obyek wisata yang menarik untuk menikmati lumba-lumba dari dekat selain di pantai Lovina Pulau Bali, yaitu Teluk Kiluan di Provinsi Lampung. Di Teluk Kiluan ini terdapat ratusan lumba-lumba hidung botol yang di waktu tertentu melintas dan muncul ke permukaan laut setiap hari. Teluk Kiluan yang berada di Pekon Kiluan Negeri, Kabupaten Tanggamus kini di kenal kawasan yang memiliki potensi wisata bahari yang terkenal dengan lumba-lumbanya. 

Teluk ini menjadi jalur migrasi jenis lumba-lumba hidung botol berwarna abu-abu dengan  badan lebih besar dan lumba-lumba paruh panjang yang berbadan lebih kecil. Selain lumba-lumba di kawasan sekitar teluk kiluan juga terdapat penyu yang kadang muncul berenang ke tepian pantai.

Pengunjung menikmati gelombang di Kiluan/dokpri

Perjalanan dari Kota Bandar Lampung ke Teluk Kiluan memerlukan waktu sekitar 3 jam. Memasuki kawasan teluk ini merupakan perjalanan yang cukup mengasyikan, karena sepanjang jalan menuju lokasi akan ditemui  kawasan wisata pantai, kolam budi daya udang maupun rumah-rumah khas penduduk asli. 

Bahkan saat memasuki kawasan teluk kiluan terdapat rumah adat atau pura khas bali, karena di masa lalu di desa ini memang cukup banyak terdapat warga pendatang berasal dari bali, bugis, jawa maupun sunda.

Pura di kawasan kiluan/dokpri

Cuaca gerimis di Teluk Kiluan/dokpri

Untuk sobat kompasianer yang ingin melihat lumba-lumba sebaiknya berangkat pagi hari sekitar pukul 06.00, karena perjalanan ke tengah laut memerlukan waktu sekitar 45 menit. Di waktu ini cuaca tidak terlalu panas, dan informasi dari nelayan biasanya lumba-lumba  muncul sekitar pukul 8-10 pagi. 

Saat berada di tengah lautan, kalau kira-kira cuaca tidak memungkinkan sebaiknya segera kembali ke darat karena cuaca bisa berubah secara mendadak, yang tadinya cerah dapat berubah menjadi hujan badai. Walaupun piknik keselamatan tetap harus di utamakan!

Sekilas catatan ringan. Tulisannya singkat aja ya...soale kompasiana lagi sepiiiiii..... Salam 00:00




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline