Bandung Zoo atau kebun binatang Bandung merupakan satu-satunya taman kebun binatang yang berada di kota Bandung. Kebun binatang dengan areal yang cukup luas dan dikelola oleh pihak swasta ini berisi berbagai satwa seperti burung, harimau, buaya, unta, ular, zebra dan aneka koleksi satwa lainnya.
Bila pengunjung memasuki areal kebun binatang ini, di dalamnya akan menikmati halaman yang cukup luas dengan pepohonan pinus yang tumbuh tinggi dan rindang, dan mendapatkan patung pendiri yayasan YMT Kebun Binatang Bandung yaitu R Ema Bratakoesoema. Dibawah patung terdapat tulisan: ragana lawas ilang karsana mapat nyambuang karyana langgeng manjang, inyana: prakarsa pawacana palayaga panata.
Baru-baru ini Kebun Binatang Bandung mendapat sorotan publik dan diramaikan oleh kisah beruang madu yang badannya kurus kering, setelah media Daily Mail menampilkan beruang kurus yang “mengemis” meminta makanan dan memakan kotorannya sendiri. Adanya berita ini pengelola kebun binatang Bandung “dituduh” menelantarkan satwa langka ini hingga kurus dan kelaparan.
Beruang madu, helarctos malayanus atau malayan sun bear yang sedang diramaikan di berbagai media ini merupakan jenis beruang terkecil yang terancam punah dengan panjang tubuh 1,1-1,4 m, tinggi 70 cm, dan berat 50-60 kg. Jadi jangan bayangkan tubuh beruang madu sebesar beruang grizly ataupun beruang kutub yang bertubuh besar. Beruang madu tubuhnya pendek, kuat dan gemuk dengan moncong pendek, cakar kuku yang besar serta kuat, melengkung dan runcing. Kaki depannya menghadap ke dalam dengan telapak kaki tidak berambut berbeda dengan beruang yang hidup di darat memiliki telapak kaki yang berambut. Warna tubuh hitam dengan warna putih atau oranye dibagian dada berbentuk “V” sebagai tanda. Beruang madu memiliki gigi geraham lebih lebar dan rata. Habitatnya di daerah pegunungan dan dataran rendah di hutan tropis dan sub tropis. Penyebarannya di China bagian selatan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Makannya sarang lebah, rayap, hewan kecil, pepaya, nanas.
Saat mengunjungi kebun binatang Bandung , aku memperhatikan 2 (dua) buah kandang tempat tinggal beruang madu. Satu kandang berisi 6 (enam) ekor beruang, dan satu kandang lagi berisi 4 (empat) ekor beruang. Beruang madunya terlihat sehat!. Kandang ini dikelilingi oleh kolam kecil di sekitarnya, diberi pembatas dinding sehingga tidak terjadi kontak langsung antara beruang dan pengunjung. Sejak ramai diberitakan kandang ini terlihat relatif bersih karena airnya baru diganti dan dibersihkan. Setiap hari beruang madu diberi makan 2 (dua) kali oleh penjaganya yaitu pagi dan sore hari dengan menu madu dan buah-buahan seperti pepaya.
Jika beruang madu telah kenyang dan porsinya telah mencukupi, sebenarnya pengunjung tidak perlu memberikan makanan lagi, karena seringkali pengunjung melempar makanan seperti permen, kue atau kacang yang bukan merupakan makanan pokoknya. Hewan di kebun binatang jangan dibiasakan atau diberi makanan oleh pengunjung dan hewan jangan juga diajari untuk meminta-minta karena ini akan menjadi kebiasaan bagi hewan tersebut ketika ada pengunjung datang. Pengunjung harus dilarang melempar / memberi makanan apalagi yang bukan makanan utamanya.
Beruang madu sejatinya senang memanjat pohon. Idealnya kandang beruang madu diberi pohon yang cukup tinggi agar beruang madu dapat bermain-main dengan menaiki pohon. Menyoal adanya beruang madu yang ditelantarkan oleh pengelolanya seharusnya ada klarifikasi lebih dahulu. Beruang madu yang diramaikan kurus dan terlantar, dalam obrolanku dengan petugas di kebun binatang, sebenarnya beruang tersebut sudah berusia tua (lebih dari 20 tahun). Usia hidup rata-rata beruang madu yaitu 25 tahun, jadi beruang yang telah berusia lebih dari 20 tahun ini termasuk sudah udzur.
Jika ada hewan di kebun binatang sakit tua lalu ada ancaman untuk menutup kebun binatang oleh pemerintah, maka hal ini bukanlah sikap yang bijaksana. Terpenting adalah pengelola kebun binatang harus dituntut melaksanakan tata kelola yang baik. Tanggungjawab pengelola yaitu memberi makanan yang layak dan bergizi, merawat dan memperhatikan kesehatannya, menyiapkan sarana dan prasarana yang baik demi perikebinatangan, sehingga pengelola bukan sekedar memungut tarif / karcis masuk semata. Untuk informasi karcis masuk kebun binatang Bandung Rp.25.000 per orang.
Menurut pendapatku pengelola kebun binatang tidak perlu diambil alih pemerintah! Apakah kalau kebun binatang dikelola oleh pemerintah akan menjadi lebih baik? Rasanya tidak! Pemerintah cukup membuat regulasi dan melakukan pengawasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kebun binatang merupakan sarana rekreasi yang menghibur bagi warga Bandung dan luar kota yang ingin berlibur di Bandung. Bagi masyarakat dan pelajar sekolah seringkali kebun binatang dipergunakan untuk mengenal alam dan satwa sehingga meningkatkan kepedulian kepada kelestarian lingkungan.
Sobat kompasianer yang peduli aneka satwa, coba deh berkunjung atau wisata ke kebun binatang. Asyik loh bertemu dengan berbagai satwa seperti beruang, harimau maupun monyet, karena itu adalah cermin kita…hehehe…