Lihat ke Halaman Asli

Mencicipi Gurihnya Sate Gurita

Diperbarui: 28 November 2016   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepiring Sate gurita dan lontong /foto dokpri

Tulisan kuliner mengenai sate gurita ini merupakan catatan perjalanan wisata saat  beberapa waktu lalu aku melakukan traveling melalui pantai timur Sumatera. Saat melewati perbatasan Provinsi Lampung dan Bengkulu di sekitar tepian pantai tidak jauh dari Pelabuhan Linau Kabupaten Kaur,  terdapat  warung kecil yang menarik perhatian untuk disinggahi. Di warung sederhana yang menghadap ke laut ini,  di papan namanya  tertulis menyediakan berbagai menu makanan seperti gulai, tongseng, nasi goreng dan sate gurita. Saat melihat sate gurita aku tertarik untuk mampir.

Setiap daerah memiliki kuliner  yang mempunyai ciri khasnya masing-masing. Di berbagai daerah nusantara juga terdapat kuliner laut dari gurita, seperti di wilayah Aceh, bahkan  kuliner takoyaki khas Jepang  bahannya  terbuat dari gurita. Nah jika sobat kompasianer melewati jalur pantai  trans Sumatera, ada baiknya mampir sejenak menikmati makanan olahan yang berasal dari gurita.

Sate gurita ini rasanya berbeda dengan sate pada umumnya, seperti sate ayam atau sate kambing. Sate gurita dagingnya lebih kenyal dan gurih, dan dapat dinikmati dengan menggunakan bumbu kecap, bumbu kacang maupun bumbu ala sate padang sesuai selera pemesannya. Konon kabarnya sate gurita juga dapat menambah stamina  dan vitalitas. Benar tidaknya entahlah.

Gurita yang dijadikan bahan baku sate berasal dari tangkapan nelayan yang cukup banyak terdapat di kawasan laut sekitarnya. Gurita hasil tangkapan kemudian dicuci menggunakan air bersih, direndam lalu direbus, setelah itu dagingnya dipotong-potong berukuran kecil dan dimasukkan ke dalam tusuk sate yang terbuat dari lidi.

Agar  menjadikan daging gurita terasa empuk dan lembut, gurita harus direbus selama beberapa menit. Selain dibuat sate, daging gurita juga dapat diolah menjadi menu tongseng gurita. Seekor gurita ukuran sedang dapat menjadi 15 (limabelas) potong tusuk sate. Proses mengolah  sate gurita  hampir sama dengan cara membuat sate pada umumnya, yaitu dengan membakar dan mengipasi tusukan sate gurita di atas bara arang.

Kalau pengunjung ingin membeli gurita kering untuk oleh-oleh atau dibawa pulang,  di warung-warung sepanjang jalan juga  dijajakan gurita yang dikeringkan yang digantung oleh penjualnya untuk dijual secara satuan. Harganya relatif  murah tergantung ukuran besar kecilnya gurita. Gurita kering biasanya dimasak dengan  menggunakan santan atau dijadikan rendang.

Saat sepiring sate gurita yang kupesan dihidangkan di atas meja, penampilannya terlihat  tidak berbeda dengan sate lainnya. Semerbak wanginya mengundang selera makan. Untuk sobat kompasianer yang perutnya terbiasa mengkonsumsi makanan apapun, maka sewaktu mengunyah sate gurita ini akan terasa sangat sensasional, tetapi  bagi yang tidak terbiasa  makan gurita  atau hewan laut jangan coba-coba deh, nanti perutnya akan merasa mual.

Mencicipi gurihnya sate gurita ini cukup mengasyikkan  apalagi makannya sambil menikmati pemandangan laut lepas Samudera Hindia dengan deru ombak dan anginnya yang sepoi-sepoi. Penasaran dengan rasa sate gurita? Coba deh sekali-sekali mampir kalau melewati jalur trans Sumatera. Dijamin rasanya Maknyusss!

Salam kuliner.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline