Lihat ke Halaman Asli

Dolly Dearest si Boneka Pembunuh

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dolly Dearest si Boneka Pembunuh

Dolly merupakan sebuah nama yang sangat cantik. Nama ini memiliki maknaanak yang menggemaskan alias cute. Nama ini cocok untuk diberikan kepada seorang anak perempuan jelita.

Popularitas nama Dolly tidak dapat dipungkiri ketenarannya. Selebriti “montok” yang pernah duet dengan artistop Kenny Rogers juga bernama Dolly, lengkapnya bernama Dolly Rebecca Parton. Bahkan tidak mau kalah ilmuwan penemu dombakloning memberi namakloningannya sebagai “Domba Dolly”.

Namun ketika menyebut nama gang Dolly di Surabaya “otak” kita menjadi berbeda. Kesan membanggakan bagi arek Suroboyo menjadi sirna bahkanterkesan “malu” dengan nama Dolly. Dolly dikenal sebagai ikon prostitusi terbesar di Asia Tenggara.

Ketika masih tinggal di Surabaya, sahabat saya jika mengucapkan kata gang Dolly tidak langsung menyebut nama tersebut, tetapi menggunakan istilah Kampus D. Begitu pula kalau teman-teman menuliskan gang Dolly selalu menggunakan tanda bintang, karenakatanya risih kalau mendengar atau menulis Dolly. Tulisan yang sering saya temukan diberi tanda bintang seperti: D*LLY atau DO**Y. Padahal tidak ada larangan menulisnama secara lengkap!

Saya sendiri dulu tinggal dikawasansekitar Raya Darmo. Jauh dari gang Dolly. Nanti kalau bilang tinggal dekat gang Dolly takut ditawar sama kompasianer “nakal”. Apalagi sama komentar Pakde Kartono yang suka nyeleneh…hi..hi..hi..

Kini gang Dolly sudah tamat riwayatnya. Ditutup oleh Walikota pemberani Tri Rismaharini mulai 18 Juni 2014. Ada yang mengutuk namun banyak pula yang mendukung.

Tante Dolly van der Mart “pendiri” kompleks prostitusi Dolly kalau masih hidup mungkin tidak akan menyangkafenomena Dolly menjadi heboh seperti ini.

Selain gang Dolly, nama Dolly mengingatkan saya pada sebuah film horor yang sangat menarik di tahun 1992 berjudul Dolly Dearest.

Dolly Dearest, menceritakan boneka perempuan bernama dollyberasal dari Mexico. Penampilan boneka ini lugu dan polos. Namun sejak kemasukan ruh jahat suku maya kuno boneka yang lugu dan polos ini berubah menjadi jahat. Dolly dapat menyakiti manusia bahkan membunuh dengan sadis.

Untuk menghilangkan rasa ketakukan maka boneka itu harus dimusnahkan. Akhirnya si boneka Dolly berhasil dibunuh. Namun diakhir cerita walaupundimusnahkan ternyata Dolly hidup kembali.

Kembali ke gang Dolly di Surabaya. Saya sangat mendukung penutupan Dolly oleh pemerintah kota Surabaya. Kalau kita biarkan, gang Dolly diam-diam lambat laun akan membunuh moral anak bangsa.

Yang terpenting setelah gang Dolly ditutup, nasib para “pekerja” disana harus diperhatikan. Mereka merupakan insan yang harus diangkat derajatnya. Perempuan mana yang mau tidur dengan laki-laki berbeda setiap hari. Habis manis sepah dibuang.

Bukan kehendak mereka untuk menjadi “warga” gang Dolly. Jadi kita jangan malah memusuhinya. Seperti dalam lagu kupu-kupu malam, gubahan Titik Puspa, sebenarnya mereka tersenyum dalam tangis dan kadang menangis di dalam senyuman.

Mudah-mudahan gang Dolly tidak seperti si killer dolly, boneka manis dalam film Dolly Dearest. Setelah dimusnahkan ternyata bangkit kembali. Dalam penutup film menyiratkan….Dolly dolls is still alive. Akankah gang Dolly muncul dalam wujud lain?

Sekian catatan ringan tentang Dolly.Buat lelaki nakal…lupakan gang Dolly. Nikmati saja Dolly Parton…maksudnya lagunya….!!

Happy Weekend. Salam Kompasiana!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline