Lihat ke Halaman Asli

Matikan Telepon Genggam Demi Keselamatan Penerbangan!

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1419863142135514846

[caption id="attachment_387056" align="aligncenter" width="539" caption="Ilustrasi (communitytable.com)"][/caption]

Bagi yang pernah bepergian naik pesawat terbang tentu sangat akrab mendengar pengumuman suara merdu berupa ‘teguran’ dan ‘perintah’ dari pramugari untuk mematikan telepon genggamnya. Instruksi ini dilakukan demi keselamatan penerbangan!

Sewaktu menaiki pesawat terbang saat krusial adalah ketika take off dan landing. Di saat seperti ini komunikasi sangat intensif dilakukan oleh pilot dan petugas di menara ATC (menara pemandu pesawat). Adanya signal dari telepon selular (ponsel) penumpang yang masih aktif di khawatirkan mengganggu frekuensi radio saluran komunikasi. Walaupun frekuensi radio komunikasi sudah ada jalurnya sendiri, namun menurut mbah googel signal GSM dari ponsel dapat mempengaruhi frekuensi radio komunikasi. Untuk itu hape wajib off, kalau mau tetap menyala pasang saja status flight mode.

Berkaitan dengan ‘matikan’ ponsel tadi, kalau pesawat sudah berada di udara penumpang dapat menyalakan perangkat laptop atau gadgetnya untuk mendengarkan musik, mengetik, main game, baca ebook dan lainnya. Ini untuk mengisi waktu agar tidak terlalu jenuh melakukan perjalanan di udara, apalagi kalau perjalanan jauh. Lain halnya kalau penumpang menggunakan maskapai Garuda, disediakan fasilitas hiburan/video seperti film, musik maupun koran/majalah, sedangkan untuk penerbangan domestik lainnya apalagi yang low cost carriers gak ada fasilitas sama sekali.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="(Doc.Pri)"]

(Doc.Pri)

[/caption]

Di masa sekarang, alat komunikasi sudah serba banyak pilihan, mulai telepon selular (ponsel) jadul sampai ‘gadget’ tercanggih yang menampilkan berbagai fitur, yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktifitas. Tanpa membawa gadget hidup serasa kurang lengkap.

Terlalu tergantungnya terhadap alat komunikasi ini, secara tidak sadar kita menggunakannya kapanpun dan di manapun, termasuk di dalam pesawat. Padahal penggunaaan alat komunikasi ponsel oleh penumpang di dalam pesawat dapat mengganggu komunikasi pilot dengan petugas menara ATC.

Naik pesawat terbang, selalu ada sensasi yang dirasakan, baik ketika take off, landing maupun saat pesawat di udara. Apalagi kalau cuaca buruk seperti bulan Desember ini pasti lebih banyak deg deg-annya kalau naik pesawat. Makdarit (istilahnya mbah peang) kalau naik pesawat saya selalu berdoa agar diberi keselamatan dan mendapat perlindungan selama perjalanan dari Allah SWT dan patuh atas ‘perintah’ mbak pramugari untuk mematikan ponsel.

Bandingkan dengan penumpang lain yang kadang semaunya ketika berada di dalam pesawat. Saat pesawat mau terbang saja masih ber-halo-halo telpon temennya di darat ngasih kabar kalau sudah berada di pesawat. Sebaliknya kalau pesawat baru mendarat, ada saja penumpang yang sudah gak sabar menyalakan hape dan langsung bbm-an sehinggga terdengar bunyi pang…ping…pang…ping…di dalam pesawat, padahal penumpang baru boleh menggunakan hape setelah keluar kawasan apron pesawat alias sudah di terminal bandara.

Ini sekedar pengalaman pribadi dan catatan ringan di penghujung tahun 2014. Apakah anda juga mematikan ‘mobile phone’ ketika berada di dalam pesawat? Mari peduli keselamatan penerbangan dan lebih bijak dalam penggunaan telepon genggam di dalam pesawat!!

Salam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline