Lihat ke Halaman Asli

Indie Triana

founder @atlanticsunid @dudukduduk @halolembayung

Berkunjung ke Museum Layang-Layang

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

image

Hari ini adalah Hari Blogger Nasional. Wow, gak berani ngaku blogger, karena nulis aja jarang-jarang. Meskipun salah satu hal yang dicinta. Insyaallah besok-besok jadi blogger yang gak murtad kayak sekarang yaaa.. Amiin.. :)) Jadi di Hari Blogger ini, agar tulisan saya bisa diambil manfaatnya meskipun belum tentu banyak, saya akan bercerita tentang kunjungan saya bulan lalu ke Museum Layang-Layang Jakarta yang berada di Jl H Kamang No 38, Pondok Labu. Letaknya tidak begitu jauh dari RS Fatmawati yg ke arah Pondok Labu. Ada sebuah gang, yaitu Jalan Haji Kamang. Sekitar 200 meter Museum Layang-Layang akan terlihat di kanan jalan. Letaknya yang berada di tengah perumahan dan memang museum milik personal, Museum Layang-Layang ini memiliki lahan yang tidak terlalu luas, namun asri, terawat dan bersih.

image

Siang itu saya datang dengan Liza, salah satu travelmate saya. Kami datang di hari Sabtu, ada beberapa keluarga yang sedang menikmati liburan yang bermanfaat di sana. Museum ini buka dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Buka setiap hari kecuali hari libur nasional. Sebaiknya telfon dulu ke sana (021-7658075, 021-7505112) untuk memastikan apakah ada kunjungan dari rombongan atau tidak karena museum ini tidak terlalu besar, sehingga alangkah lebih nyaman jika berkunjung saat tidak ada rombongan sekolah. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000, kami pun mendapat guide seorang ibu-ibu ramah yang bekerja untuk Museum Layang Layang tersebut.Hommie suasananya. Pohon-pohon besar di halaman museum serta banyak tanaman di sekitar halaman. Ada gazebo dan kursi-kursi untuk duduk santai di sana. Toilet yang bersih serta Mushala juga tersedia di sana. Kantin tidak tersedia, namun ada minuman ringan yang di jual di loket masuk. Sebelum masuk ke dalam museum, kita di perkenankan menonton video berdurasi sekitar 10 menit yang berisi tentang festival dan pembuatan layang-layang. Ah, dengan begitu saja saya sudah kagum. Ternyata layang-layang dari Indonesia itu punya beragam bentuk yang unik dan menarik dibandingkan dengan layang-layang dari negara lain :) Setelah menonton video tersebut, tour ke Museum Layang-Layang dimulai dengan menjelajahi museum yang memajang koleksi layang-layang dari seluruh pelosok Nusantara dan juga mancanegara seperti Jepang, China dan Korea. Berbagai bentuk dan material layang-layang yang menggambarkan kreatifitas pembuatnya. Dari mulai layang-layang mini sampai dengan layang-layang besar yang sudah mengikuti festival mancanegara. Cerita dari daerah asalnya masing-masing yang unik seperti layang-layang yang digunakan oleh para nelayan Lampung sebagai alat pemancing ikan-ikan di laut. Dan juga ada sepasang layang-layang yang indah dari Kalimantan Selatan yang ditempelkan alat musik seperti seruling dan akan berbunyi ketika diterbangkan. Biasanya dipergunakan dalam upacara pernikahan, agar warga sekitar mengetahuinya.

koleksi layang-layang dari berbagai daerah

koleksi layang-layang dari berbagai daerah

Puas melihat-lihat dan mendengarkan cerita asal muasal tentang layang-layang yang terpasang di sana, kami diajak mengikuti workshop membuat layang-layang. Ini tentu menjadi aktifitas menarik bagi anak-anak ataupun juga bagi kami yang sudah dewasa. Feels like throwback to our childhood! Kami diberikan kesempatan membuat layang-layang dengan arahan ibu guide yang sabar mengajarkan kami untuk membuat sendiri layang-layang yang bisa kami bawa pulang. Sebelum dibawa pulang, kami pun diperkenankan menerbangkan layang-layang kami di halaman museum. Mereka memberikan benangnya sekaligus. Senangnya saya bisa berlari-lari kecil main layangan di halaman museum. Kebetulan cuaca bagus, angin bertiup cukup kencang siang itu. Kegiatan yang menyenangkan dan melepas penat. Selain itu ada juga workshop pembuaan keramik dan batik. Si empunya museum, Ibu Endang Ernawati terlihat mencintai budaya. Beliau juga memiliki ruangan khusus yang memamerkan kain-kain batik nusantara. Di halaman samping ada kursi-kursi dan meja untuk workshop pembuatan keramik yang hasilnya bisa diambil 2 minggu kemudian.

image

Museum ini cukup menghibur dan memiliki value added bagi pengunjungnya. Ditengah maraknya playground di mall, museum ini tetap menawarkan mainan tradisional negeri ini serta wawasan dan pengalaman menarik bagi pengunjungnya. -ndie @indietriana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline