Lihat ke Halaman Asli

Indi Anggesti

Mahasisiwi

Manfaat Kulit Jengkol

Diperbarui: 23 Februari 2021   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tanaman jengkol sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Penelitian yang dilakukan oleh Fauza, Rusman, dan Novri (2015) terhadap perkembangan jengkol menyatakan bahwa jengkol dapat berbuah dari bulan Juli sampai Februari semenjak umur tanam 5 tahun dengan kapasitas produksi buah jengkol tanpa kulit sekitar 15-20 kg/batang, sedangkan kulit jengkol yang utuh diperoleh sekitar 11,78-15,71 kg/batang dengan persentase kulit jengkol 44%/buah. Kulit jengkol yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk sumber obat herbal dan kerajinan dalam kegiatan usaha.


Kulit jengkol bermanfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya dapat mengatasi penyakit diabetes mellitus. Penelitian yang dilakukan terhadap kulit jengkol di Laboratorium Farmasi Unpad menggunakan 12 sampel. Sepuluh dari dua belas sampel memiliki kandungan fenolat dan terpenoid. Kandungan tersebut berpotensi mampu menurunkan gula darah dalam tubuh. (Maxiselly,Y.,Ade,I.,Santi,R dan Intan,R.D.2015.Skrining fitokimia cangkang dan kulit batang   tanaman jengkol asal Ciamis Jawa Barat sebagai inisiasi obat diabetes mellitus berbahan  alam.Jurnal Kultivasi.Vol.14(2)).


Dalam bidang kecantikan, kulit jengkol bermanfaat bagi kesehatan wajah terutama masalah jerawat. Adapun faktor yang menyebabkan terjadinya jerawat, diantaranya adalah aktifnya kelenjar minyak di bawah kulit dan jaringan sel pada kulit manusia yang sudah rusak. Karena itu, kulit jengkol dapat berperan mengatasi jerawat dengan memiliki kandungan vitamin di dalamnya, seperti vitamin A yang berfungsi memperbaiki struktur kulit serta mempertahankan kelembapan kulit dan vitamin C sangat efektif dalam menghilangkan jerawat.


Tidak hanya berguna dalam kesehatan, kulit jengkol dapat digunakan dalam usaha rumah tangga. Dalam situs https://www.suara.com/lifestyle/2020/02/28/134539/perajin-batik-gunakan-kulit-jengkol-sebagai-pewarna-alami-ini-dia-wujudnya Sulastri Oktavia, pengrajin batik asal Lampung memanfaatkan pewarna alami dalam karyanya seperti dedaunan, kulit buah, kulit pohon, hingga kulit jengkol sebagai salah satu pewarna utama batik miliknya. Pengolahannya dilakukan dengan menggunakan tungku kayu sebagai sarana untuk merebus kain serta beragam bahan pewarna alami dalam waktu 5 jam untuk menghasilkan satu kain dengan pewarna alami. Keunikan batik tulis buatan Sulastri tidak hanya terletak pada bahan pewarna alami, namun terdapat motif khasnya yaitu motif Gunung Krakatau. Oleh karena itu, dengan adanya ide/keterampilan yang diciptakan seseorang dapat memotivasi orang lain dalam membuat suatu usaha.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline