Perkembangan kognitif manusia merupakan proses yang kompleks dan menarik. Bagaimana anak-anak belajar berpikir, memecahkan masalah, dan memahami dunia di sekitar mereka? Dua tokoh besar dalam bidang psikologi perkembangan, Lev Vygotsky dan Jean Piaget, menawarkan perspektif yang berbeda namun saling melengkapi tentang bagaimana proses ini terjadi.
Vygotsky: Perkembangan Sosial sebagai Penggerak Kognitif
Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menekankan peran sosial dalam perkembangan kognitif. Teorinya, yang dikenal sebagai Teori Perkembangan Sosial, berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman.
Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) merupakan konsep kunci dalam teori Vygotsky. ZPD adalah jarak antara apa yang dapat dilakukan anak sendiri dan apa yang dapat dilakukannya dengan bantuan orang lain. Dalam ZPD, anak-anak dapat mencapai kemampuan baru dengan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengalaman.
Scaffolding adalah proses memberikan dukungan yang terstruktur dan terarah kepada anak-anak saat mereka belajar. Dukungan ini dapat berupa petunjuk, contoh, atau bantuan fisik. Seiring waktu, scaffolding dikurangi secara bertahap seiring dengan meningkatnya kemampuan anak. Contoh: Bayangkan seorang anak yang sedang belajar mengendarai sepeda. Orang tua mungkin awalnya memegang sepeda dan membantu anak menjaga keseimbangan. Seiring waktu, orang tua akan mengurangi bantuannya hingga anak dapat mengendarai sepeda sendiri.
Piaget: Kognitif Berkembang Melalui Interaksi dengan Dunia
Jean Piaget, seorang psikolog Swiss, berfokus pada bagaimana anak-anak membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui interaksi langsung dengan lingkungan. Teorinya, yang dikenal sebagai Teori Perkembangan Kognitif, mengusulkan bahwa anak-anak melewati serangkaian tahap perkembangan kognitif yang berbeda.
Tahap Sensorimotor (0-2 tahun): Anak-anak belajar melalui indera dan gerakan. Mereka mengembangkan konsep objek permanen, yaitu pemahaman bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.
Tahap Praoperasional (2-7 tahun): Anak-anak mulai menggunakan bahasa dan simbol, tetapi pemikiran mereka masih egosentris dan tidak logis. Mereka mengalami kesulitan memahami perspektif orang lain.
Tahap Operasional Konkrit (7-11 tahun) : Anak-anak mulai berpikir logis dan dapat melakukan operasi mental dengan objek konkret. Mereka memahami konsep konservasi, yaitu pemahaman bahwa jumlah suatu objek tetap sama meskipun bentuknya berubah.
Tahap Operasional Formal (11 tahun ke atas): Anak-anak dapat berpikir abstrak dan hipotetis. Mereka dapat memecahkan masalah dengan menggunakan logika dan penalaran deduktif. Contoh: Bayangkan seorang anak yang sedang belajar tentang konsep konservasi. Anak tersebut mungkin berpikir bahwa jumlah air dalam gelas yang tinggi lebih banyak daripada jumlah air dalam gelas yang pendek, meskipun kedua gelas tersebut berisi jumlah air yang sama.