Lihat ke Halaman Asli

Sulit Memahami Matematika, Wajar atau Gangguan?

Diperbarui: 23 November 2022   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.apologiku.com

Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), kita sudah dihadapkan dengan pelajaran yang dianggap menakutkan, ia adalah Matematika. Mata pelajaran ini menjadi sesuatu yang tidak disukai oleh sebagian besar siswa sampai sekarang. 

Tingkat pemahaman siswa yang masih rendah dalam belajar matematika menyebabkan nilai mereka lebih rendah dibanding dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga bisa saja  membuat siswa menjadi takut, bahkan malas ke sekolah.

Ada beragam alasan yang menjadikan siswa kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Bahkan, berhitung yang termasuk hal paling mudah untuk dilakukan, masih ada siswa yang sering merasa kesulitan. 

Hal seperti ini perlu diwaspadai oleh pengajar maupun orang tua. Mungkin saja siswa atau anak Anda memiliki gangguan dalam berhitung atau belajar matematika. Kesulitan dalam belajar atau gangguan belajar ini disebut dengan diskalkulia. Simak penjelasan lebih lengkap mengenai diskalkulia serta strategi pembelajarannya berikut ini.


What Is Dyscalculia?
Patut diketahui parents, diskalkulia merupakan gangguan belajar dalam memahami angka dan hitungan. Orang yang mengalami diskalkulia mempunyai ketidakmampuan dalam belajar matematika, meskipun sekedar aritmatika dasar. Mereka juga dapat mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal matematika dasar, bahkan matematika yang lebih abstrak.

Seringkali diskalkulia dianggap hampir sama dengan disleksia. Namun, kedua hal tersebut merupakan dua hal yang jauh berbeda. Melansir dari riset yang dipublikasikan oleh situs WebMd, sebanyak lebih dari 7% siswa Sekolah Dasar (SD) mengalami kesulitan belajar diskalkulia. 

Selain itu, diskalkulia juga dapat dikatakan sebagai bagian dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Sebanyak kurang lebih 60% orang yang mengalami ADHD, juga dapat mengalami kesulitan belajar, salah satunya diskalkulia. Faktor yang sampai sekarang masih dipercaya dapat mempengaruhi besar gangguan ini yaitu genetik atau turunan.

Kesulitan dengan matematika ini mempunyai tingkatan. Anak mengalami kesulitan dalam menghitung penjumlahan sama halnya dengan orang dewasa yang mengalami kesulitan dalam  memahmi aljabar. Salah satu yang juga termasuk gangguan matematika adalah konsep dasar kuantitatif.


Apa Saja Gejala Diskalkulia?

Anak yang mengalami diskalkulia dapat memiliki kesulitan yang beragam. Gejala yang dialami tiap anak tentunya berbeda. Perbedaan usia juga menjadi faktor dari variasi tanda yang muncul. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline