Lihat ke Halaman Asli

Indah Sari

Is Fine

Langit Biru - Chapter IV

Diperbarui: 29 Mei 2020   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Well, Holla semuanya semoga hari ini menyenangkan untuk kita semua. Ini adalah sebuah cerita fiksi, untuk tambahan cerita, saran, bahkan kritiknya bisa langsung komentar atau langsung DM Instagramku yah. Skuy, langsung baca gaes...

Chapter IV -- Hallo Minangkabau ?

Suara burung  di atas atap rumah pagi ini membangunkan tidur pulasku. Selepas bangun aku mengambil handuk dan bergegas mandi. Setelah itu  aku memilih menggunkan sweater navy oversize sedangkan untuk bawahan mengenakan joger army dan dilengkapi dengan mini backpack army. Ibu dan ayah juga sudah bersiap sejak 30 menit yang lalu, jam dikamarku menunjukkan pukul 09.00 WIB.  Keberangkatan pada jam 12.00 WIB itu artinya untuk check-in kami harus tiba di bandara 2 jam sebelumnya. Tak lupa aku juga melengkapi style ku dengan ankle boots berwarna navy. Sebelum sampai ke bandara kami berhenti sejenak di McDonal's untuk sarapan.  Ketika masuk aku langsung memilih tempat duduk yang berada tepat di depan tempat pemesanan. Ibu sangat tau menu andalan sarapanku yaitu Egg and Cheese Muffin sedangkan ayah dan ibu lebih memilih Egg McMuffin.  

Pukul 09.45 WIB kami tiba di bandara Sultan Mahmud Badarudin II, suasana bandara pada hari itu sangat sunyi tidak seperti pada hari biasanya. Aku dan ibu langsung turun dan mengambil trolley dan memindahkan 2 koper ukuran 18 inci, selain itu ayah akan pergi untuk mengurus beberapa prosedur menitipkan mobil di bandara. Selang 15 menit kemudian ayah menghampiri kami di ruang tunggu. Pada 11.20 WIB pesawat Garuda Indonesia dengan tipe Air bus  A330-200 berada di Apron[1]. Tak lama kami beranjak mengantri untuk memberikan boarding pass kepada petugas dan memasukki pesawat. Saat tiba di pesawat kami duduk bersampingan dengan posisi ibu yang ditengah, aku di kiri dan ayah berada di kanan. Perjalanan yang akan kami tempuh selama 75 menit. Untuk lebih rileks aku berusaha tidur sambil menikmati musik instrumen piano Yulia -- Pieces Of Memories. Saat aku terbangun dari tidurku, suasana di dalam pesawat sepi hanya ada aku dan kedua orangtuaku. Melihat kondisi tersebut aku langsung mengajak orangtuaku untuk keluar dari pesawat. Ketika turun kami disambut dengan angin segar dan tulisan Bandar Udara Internasional Minangkabau. 

 Ini adalah kali pertamaku kembali lagi ke kota kelahiranku. "Hallo Minangkabau, Apa kabarmu ?" Ucapku saat melihat jam gadang di perjalanan menuju rumah. Dua puluh menit setelah itu kami sampai di rumah. Rumah satu tingkat yang dilengkapi dengan aksen minimalis coklat mocca. Ibu dan ayah nampak sibuk untuk membereskan barang dan mencoba untuk melihat beberapa ruangan. Sedangkan diriku mencari kursi untuk tidur sebentar. Untuk itu aku harus mengelilingi beberapa ruangan, tepat perhentian terakhir aku menemukan sebuah kursi yang berbentu seperti sofa dan menyatu dengan lantai dibagian belakang rumah. Nuansa angin sore itupun berhasil menutup mata dan alih -- alih untuk menyambut mimpi. Tak berapa lama kemudian suara ibu terdengar sayup- sayup memanggil namaku. " Liv, Oliv.." dengan lembut. Mendengar suara itu aku mencoba perlahan membuka mataku, itu merupakan pemandangan yang mempesona. Matahari terbenam didampingi dengan awan bewarna orange dan ungu. Aku harap bisa melihat senja seperti ini setiap hari. Masa liburanku tidak banyak lagi aku harus berusaha menyiapkan berbagai test ujian masuk SMA Negeri 1 Padang.

 

Cerita masih berlanjut ya, tungguin next chapternya setiap malam sabtu gaes...

 

Mau Nambahin Ceritanya, Saran, Bahkan Kritik

 

Langsung DM Instagram ya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline