JAKARTA-Independent, Daerah Aceh terkenal dengan kesuburan tanahnya. Banyak rakyat Aceh yang hidup dengan bertani. Salah satunya adalah dengan menanam kelapa sawit.
Patut disyukuri ternyata Indonesia dan negara tetangga Malaysia menyuplai 85 persen kebutuhan sawit dunia.
Tahun 2018, produsi CPO Indonesia membubung tinggi di angka 45 juta ton, naik secara signifikan dibanding tahun 2017 pada angka 41,95 juta ton.
Perubahan harga TBS cukup tinggi dari sebelumnya harga sawit per kg bisa menyentuh Rp. 1.500 pada awal semester tahun ini.
Menurunnya produksi dan tingginya nilai tukar rupiah terhadap dollar menekan importir asal cina dan india untuk mengurangi pasokan CPO ke Negara mereka.
Sebagai dampaknya, Harga kelapa sawit dari petani ke pengepul akan sangat murah yaitu hanya berkisar Rp. 1000 s/d Rp. 1.200. Harga ini bukan harga yang dipatok untuk penjualan TBS ke Pabrik.
Harga kelapa sawit per kg hari ini termasuk lebih baik dari semester pertama tahun ini. Harga sempat anjlok menyentuh angka Rp. 600 per kg dimana menyebabkan banyak sekali petani lokal yang menjerit.
Beberapa petani dengan tanggungan setoran bulanan seperti kredit di Bank banyak yang mengeluh.
Ketua Gapki Aceh, Sabri Basyah sangat berharap bahwa," Industri kelapa sawit juga dapat menjadi solusi masalah pengangguran. Industri kelapa sawit bisa menjadi sarana pengentasan kemiskinan di Aceh.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak dikuasai oleh pengusaha besar semua. Namun juga dimiliki petani kecil, yang juga membutuhkan perhatian terhadap sektor perkebunan ini.