JAKARTA-Independent, Setiap tahun diperingati hari Disabilitas Internasional. Kegiatan ini diperingati setiap tanggal 3 Desember. Peringatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan masyarakat akan persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang cacat.
Pemerintah kali ini mengangkat tema "Indonesia Inklusi dan Ramah Disabilitas," sedangkan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa mengambil tema dengan "Memberdayakan penyandang disabilitas dan memastikan inklusivitas dan kesetaraan."
Hari Disabilitas Internasional yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1992 dan diperingati setiap tanggal 3 Desember. Peringatan hari disabilitas lahir dari "Convention On The Rights of Persons With Disability.
Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada kurang lebih 15 % warga dunia yang menyandang disabilitas. Dan terdapat sekitar 37,5 juta penyandang disabilitas di Indonesia, sehingga secara internasional isu disabilitas ini menjadi isu yang besar di dalam pembangunan masyarakat dunia.
Bila kita perhatikan bahwa Difabel, disabilitas, atau keterbatasan diri (bahasa Inggris: disability) dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini.
Istilah difabel dan disabilitas sendiri memiliki makna yang agak berlainan. Difabel (different ability---kemampuan berbeda) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, serta belum tentu diartikan sebagai "cacat" atau disabled.
Sementara itu, disabilitas (disability) didefinisikan sebagai seseorang yang belum mampu berakomodasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menyebabkan disabilitas.
Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya. Maka, seluruh kalangan diajak untuk memberi perhatian pada penyandang disabilitas.
Isu disabilitas merupakan isu multisektoral, oleh karena itu seluruh kalangan agar memberi perhatian khusus pada penyandang disabilitas.
Penyandang disabilitas, baik sebagai penerima manfaat maupun agen perubahan, dapat mempercepat proses menuju pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan serta mempromosikan masyarakat yang tangguh untuk semua, termasuk dalam konteks pengurangan risiko bencana dan aksi kemanusiaan, serta pembangunan perkotaan.
Di tingkat kota Banda Aceh sendiri banyak hal yang dilakukan untuk menyambut hari Disabilitas Internasional 2018 seperti: Aneka perlombaan, bazar, donor darah, Car Free Day, penghargaan dan diskusi publik.