Lihat ke Halaman Asli

Rachmad Yuliadi Nasir

Jurnalis Independent

Pertumbuhan Anak dalam Masa 1000 Hari Pertama

Diperbarui: 26 Oktober 2017   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemaparan Materi Seminar Kesehatan | dok.pribadi

JAKARTA-Independent, Anak adalah masa depan bangsa. Setiap anak harus diasuh dan diberi pendidikan agar menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa Indonesia.

Untuk itulah perlu diperhatikan hal-hal detil sejak masa kehamilan seorang ibu. Beberapa hari yang lalu di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, diadakan seminar kesehatan tentang, "1000 Hari Emas Masa Tumbuh Kembang Anak."

Dengan nara sumber yang ahli dibidangnya yaitu: Dr.dr.Mohd Andalas, SpOG, Staf pengajar FK Unsyiah yang juga sebagai ketua PERINASIA Aceh, dan dr.TM.Thaib M.kes, SpA(K), staf pengajar dan konsultan tumbuh kembang anak FK Unsyiah.

Disini juga dipaparkan cara pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya masa 1000 hari emas masa tumbuh kembang anak.

Seribu hari pertama kehidupan anak, merupakan masa-masa emas yang sangat menentukan kualitas fisik dan kecerdasan mereka di masa depan.

Seribu hari pertama dalam kehidupan seorang anak  dimulai sejak terbentuknya janin di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun merupakan jendela peluang yang besar untuk membangun fondasi kesehatan jangka panjang anak tersebut. Pemberian nutrisi yang baik dan pembentukan kebiasaan hidup sehat selama periode kritis ini sangatlah penting.

Memastikan tersedianya nutrisi yang tepat selama seribu hari pertama memiliki dampak yang besar pada masa depan anak. Pemberian nutrisi yang baik membuka potensi untuk menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia setiap tahunnya, dengan mengurangi kondisi-kondisi kesehatan seperti kekurangan gizi, pendek, obesitas dan diabetes.

Dari survey demografi dan kependudukan Indonesia tahun 2012, terdapat kenaikan angka kematian ibu dari 228 perseratus ribu kelahiran menjadi 359 perseratus ribu kelahiran. Di Aceh sendiri dilaporkan ada 136 kasus kematian ibu pada tahun 2016, sedang target yang diinginkan secara nasional pada tahun 2015 sesuai harapan MDGs adalah 112 perseratus ribu kelahiran.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan para ibu hamil yang masih minim terkait masa-masa mengandung, melahirkan dan membesarkan anak, kurangnya asupan gizi yang baik terhadap ibu dan anak, terlambatnya diketahui adanya komplikasi pada ibu hamil, terlambatnya dirujuk ibu hamil yang mengalami komplikasi karena keterbatasan sumber daya manusia, terlambat tertolong karena sarana kesehatan terbatas, dan sebagainya.

Adanya pemahaman baru yang disampaikan agar para ibu hamil dan calon ibu hamil dapat menambah pengetahuan dalam merawat kehamilan serta mengetahui berbagai seluk-beluk tumbuh kembang anak.

Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline