Aura Jepang di Museum Tsunami Aceh

JAKARTA-Independent, Warna-warni Museum Tsunami Aceh makin menarik sejak diresmikan penggunaan pojok Jepang atau Japan Corner di lantai 2 Museum Tsunami. Peresmian ini dilakukan di Banda Aceh, 17 April 2016.

Hal ini dapat terjadi atas kerjasama antara Aceh dengan kota Wakayama/pemerintah prefektur Wakayama, Jepang. Dalam kerjasama pertukaran informasi Aceh dan Jepang yang pernah sama-sama dihantam Tsunami yang sangat dahsyat.

Dalam beragam poster yang ada tergambarkan tokoh masyarakat Jepang yang bernama Hamaguchi Goryo yang mendorong warga melarikan diri di bukit dengan cara membakar lumbung padi pada 5 November 1854.

Beragam informasi Tsunami Jepang juga ditampilkan dalam video ukuran televisi layar besar berukuran 65 inci. Direncanakan juga adanya pojok Aceh atau Aceh Corner di Inamura No Hino Yakata yang berlokasi di Kota Hirokawa, Jepang. 

Turut hadir langsung dalam pengguntingan pita Japan Corner oleh Gubernur Wakayama Yoshinobu Nisaka.

Rombongan delegasi Jepang juga menonton film dokumenter Tsunami Aceh yang letaknya bersebelahan dengan Japan Corner serta melihat koleksi yang ada dalam Museum Tsunami Aceh.

Paparan kesiapan masyarakat Wakayama dalam menghadapi bencana tsunami juga ditampilkan dalam bentuk kuliah umum serta pemberian piagam penghargaan.

Dalam kegiatan kunjungan ini, Gubernur Wakayama Jepang, Yoshinobu Nisaka  didampingi oleh Walikota Hirogawa, Toshiki Nishioka, Konsulat Jenderal Jepang, Hirofumi Morikawa, President of ERIA, Prof. Hidetoshi Nishimura, dan beberapa tamu penting lainnya.

Dalam acara city tour Sabang Marine Festival 2016, rombongan para crew kapal layar/yatch dari Sabang yang berkunjung ke Banda Aceh juga sempat melihat-lihat Japan Corner ini. Begitu pula dengan rombongan city tour JKPI (Jaringan Kota Pusaka Indonesia).

Mereka semua takjub atas kedahsyatan tsunami yang menimpa Aceh dan Jepang. Kini masyarakat Aceh dan tamu dari luar daerah dan luar negeri dapat melihat pameran atau pojok Jepang/Japan Corner yang telah menjadi koleksi tetap museum Tsunami Aceh setiap harinya kecuali hari libur nasional.