Lihat ke Halaman Asli

Mimpi Teh Ninih

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah teh Ninih masih ingat atau tidak perjalanan kami beberapa tahun yang lalu. Kami duduk dalam satu mobil menuju Serang dalam kegiatan bedah buku. Waktu itu saya memang bekerja di perusahaan milik suaminya, Aa Gym untuk mengemban tugas di perusahaan penerbitannya. Sebelum saya menemani teteh ke sana, saya sendiri sering bertemu teteh karena pengajian yang diselenggarakan oleh teteh secara rutin. Dan, ahaaaa..di suatu waktu itu saya akhirnya bisa menemani teteh dalam perjalanan jauh. Saya bersyukur bisa menemani teteh, karena saya bisa mengobrol banyak hal dengan teteh, salah satunya tentu saja tentang perempuan. Teteh mengatakan, "sadarkah kita bahwa perempuan itu terkotakkan? Antara akhwat dengan perempuan modern padahal mereka sama-sama muslim. Yang akhwat memiliki kecenderungan dipandang hanya luar biasa dalam urusan agama, tetapi secara pergaulan sosial, bisnis, dan skill kurang. Perempuan modern dipandang luar biasa secara pergaulan sosial, bisnis, dan skillnya tapi urusan agama kurang. Sadarkah kita muslimah? Teteh berpikir apa jadinya perempuan muslim jika keduanya disatukan dan saling mengisi. Si modern mengajarkan tentang dunia di luar mesjid, ngaji, dan banyak hal yang membantu akhwat untuk tumbuh. Si akhwat mengajarkan si modern untuk mengaji, santun, dan bagaimana mencapai bahagia di akhirat. Bagaimana jika keduanya disatukan dan saling menyempurnakan? Muslimah pasti hebat! Muslimah pasti akan semakin luar biasa dari berbagai sisi." Kata teteh dengan lembut. "Teh iin bisa ngajarin teteh tentang bisnis, teteh ngajarin teh Iin tentang ngaji." Dan kami tertawa bersama-sama. Saya juga masih ingat kalau teteh sering mengatkan saya untuk menggunakan gamis dibandingkan celana panjang, hingga satu saat saya menggunakan rok di depannya teteh berkata, "tuh kan teh iin lebih manis pakai rok" saya tersenyum malu. Ya, waktu saya bekerja di perusahaan Aa dan teteh bisa jadi saya paling bandel urusan baju. Saya lebih suka bercelana panjang sedangkan yang lain bergamis. Kini saya sudah melakukannya --- menggunakan gamis dengan jilbab yang lebar, satu saat saya ingin kembali menyambangi teteh, " teh, iin udah menggunakan baju lebar" Ya, ingin sekali kelak saya kembali mengobrol dengan teteh dan mengatakan pada teh Ninih, "teh, masih ingatkah perjalanan kita saat itu? Mari kita bersatu mewujudkan mimpi teteh membuang sekat di kalangan muslimah. Mari teh, kita bergandengan tangan." #muslimah mari bergandengan tangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline