Memasuki Shaum Ramadhan tahun ini memberikan rasa kebahagian tersendiri buat umat muslim yang menjalaninya. Tiap tahun rasa kebahagian ketika memasuki shaum Ramadhan dipenuhi dengan rasa penuh khidmat dan syukur. Pastinya rasa syukur itu ketika rasa perbedaan itu kembali terwujud di negri Nusantara yang bernama Indonesia. Keberagaman membangun asa persatuan yang telah terbina sekian puluh tahun dengan simbol Bhineka Tunggal Ika.
Suasana Ramadhan dan suasana Idul Fitri yang penuh dengan kebhinekaan dan perbedaan setiap tahunnya selalu diwarnai dengan rasa keikhlasan bagi umat Islam yang menjalaniNya. Walaupun terkadang di dalam media sosial ada susasana hujat menghujat terkait dengan perbedaan penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri akan tetapi dalam tataran kehidupan sehari-hari suasana itu mencair dalam rajut kerukunan dan ukhuwah Islamiah.
Ada Harapannya ketika kita berusia panjang dan diberikan kesempatan menapaki bulan mulia Ramadhan sebagaimana tertuang dalam doa yang sering kita panjatkan semenjak bulan Rajab dan Sya'ban. Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan." Doa itu selalu kita panjatkan semenjak dari bulan Rajab hingga saat ini kita telah bertemu di bulan Ramadhan. Doa yang bertujuan mengingatkan setiap mukmin untuk bersegera dan berlomba-lomba menyiapkan diri, baik secara lahir maupun batin untuk menyambut datangnya bulan mulia, bulan penuh limpahan keberkahan, bulan suci, bulan istimewa yang penuh rahmat, ampunan. Bulan yang menjadi washilah kita bisa terhindar dari siksaan api neraka, yaitu bulan Ramadhan. Proses Well Being kebahagian sebagai seorang hamba apabila bertemu dibulan Ramadhan dan ketika bertemu dengan Allah SWT.
Rasulullah SAW juga telah menjelaskan banyak keistimewaan dan kemuliaan selama bulan Ramadhan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Nasa'I bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan." Rasa gembira dan bahagia karena kita bertemu dengan bulan dari seribu bulan istimewa yang didalamnya terdapat proses penggemblengen diri menuju pribadi yang taqwa.
Rasa bahagia (well being) dalam mengharapkan keberkahan hidup dan membangun diri yang lebih baik menuju insan yang bertaqwa. Tersemat dalam segala perilaku dan giat kehidupan sehari-hari dipenuhi dengan rasa jiwa ikhlas dan penuh rasa syukur. Kebahagian itu akan muncul dalam segenap perilaku giat hidup kita sehari-hari atas dasar rasa ridho karena allah swt. Proses pendidikan dan pembelajaran dalam madrasah ramadhan diri kita ditempa kesederhanaan beribadah bukan dalam konteks kemewahan.
Madrasah Ramadhan membentuk manusia yang ingin selalu bergerak dinamis, bergerak untuk mengumpulkan bekal akhirat, bergerak untuk belajar menata diri, bergerak untuk berempati kepada sesamanya, bergerak untuk perubahan diri yang menjadikan kehidupan 11 bulan setelah Ramadhan dapat membekas di dalam giat dan direkam dalam narasi ingatan manusia yang menjalani Ibadah shaum Ramadhan.
Pembelajaran Sosial Emosional yang terbangun dalam madrasah Ramadhan ada beberapa hal yang harus kita pahami pertama Suka menyapa (Menghargai keberadaan orang lain, merasa senang dengan keberadaan orang lain, keberadaan orang lain mempunyai makna tersendiri). Hal ini ditandai dengan ucapan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kedua Kebiasaan tersenyum (terbuka dan menerima kehadiran orang lain dengan rasa bahagia, terbuka untuk menjalin komunikasi dan interaksi lebih jauh). Keterbukaan merupakan kunci dimana akan tersimpan rasa kenyamanan dalam berfastabiqul khairaat (berlomba-lomba dalam jalan kebaikan. Ketiga Gemar mengucapkan terimakasih (menghargai orang lain, menghargai apa yang telah mereka lakukan untuk Anda, menghargai pemberian orang lain, kehadiran orang lain bermakna). Ketika ungkapan rasa trimakasih ini terjalin dengan baik maka aura dan rasa bahagia akan membekas dalam diri manusi. Keempat Suka mendengarkan (mau mengerti dan terbuka untuk memahami orang lain, terbuka untuk menjalin hubungan yang harmonis, saling menghargai, berempati). Kelima Minta Maaf (kerendahan hati, menghargai orang lain, tidak ada maksud untuk membuat orang lain tidak nyaman sedikit pun). KeenamTepat waktu, Tepat janji (menghargai orang lain, tidak menginginkan orang lain tidak nyaman atau menunggu lama, tak ingin mengecewakan harapaan orang lain). Ketujuh Hobi berbagi (sedekah, selalu ingin membuat orang lain nyaman, kerasan dan berbahagia).
Ketujuh unsur diatas merupakan bagian proses pembelajaran yang perlu dioptimalkan di Bulan Ramadhan. Tuntunan itu tidak memandang jabatan,kasta atau kelas sosial, kekayaan atau kekuasaan sekali pun. Proses itu harus dijalankan oleh siapa pun untuk menjadikan manusia yang bahagia. Ukuran kebahagian bukan karena mampu atau tidak mampu, kaya atau miskin akan tetapi ketika kebahagian itu dijalankan dengan kesungguhan hati serta keikhlasan. Karena semua itu ada momen-momen tertentu yang dapat kita maksimalkan untuk taat menjalani ibadah kepada Allah SWT.
Momen pembelajaran itu dapat kita aktualisasikan dengan berbagai macam cara baik di sekolah, dikantor, maupun dikeluarga. Pertama momen berbuka puasa bersama keluarga maupun dengan masyarakat setempat. Sebagaimana hadis Rosulullah saw, "Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya." (muttafaq 'alaihi). Tak ada waktu berkumpul dengan rasa indah dan bahagia dimana ketujuh unsur pembelajaran diatas dapat dijalankan dalam satu momen waktu ketika berbuka puasa. Kedua ketika sahur dimana ketika pada sahur kita berkumpul bersama keluarga dan dapat berbagi doa serta istigfar. pada momen ini bisa kita latih diri agar mendapat gelar muhsinin yang salah satu cirinya adalah banyak beristigfar di waktu sahur, sebagaimana dalam alquran surah Adzariyat ayat 18: "Wabil Ashari hum yastagfirun" (dan di akhir malam (waktu sahur) mereka memohon ampunan kepada Allah).juga momen ini adalah momen dimana waktu yang mustajab untuk berdoa. Ketiga momen ketika kita menjalani sholat qiyamul ramadhan yang ketika momen itulah dengan rasa bahagia dan syukur kita bisa pasrah diri untuk menjalani rangkaian perintah Allah SWT. Hal ini berdasarkan hadisr Rasullah yang artinya Barang siapa yang menghidupkan (berdiri Sholat tarwih/tahajjud/beribadah) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Keempat Membayar zakat infak dan sedekah Ramadhan adalah bulan berbagi, Hadis dari Ibnu Abbas : "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril Alaihissallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam Ramadhn untuk menyimak bacaan al-Qur'annya. Sungguh, Raslullh Shallallahu 'alaihi wa sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus. Kelima Puasa disaat siang hari dengan menahan Rasulullah saw bersabda: Puasa dan Al-Qur'an akan memberikan syafaat seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: "Ya Rabbi, aku mencegahnya dari makan dan minum di siang hari" Al-Qur' an juga berkata: "Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, maka kami mohon syafaat buat dia." Beliau bersabda: "Maka keduanya dibolehkan memberi syafaat (HR Ahmad).
kata bahagia dengan berbagai macam definisi, misalnya "sa'adah," yang berarti kebahagiaan yang kekal, atau juga ada "falah," yang berarti mencapai kebahagiaan dengan menemukan apa yang di cari dalam madrasah pendidikan Ramadhan. Proses momen diatas merupakan hal yang memberikan rasa implikasi bahagia yang kita miliki jika kita menjalani dengan rasa sungguh-sungguh. Momen diatas tak boleh ada yang satu ditinggalkan jika ingin mendapatkan derajat taqwa sebagaimana janji Allah SWT.