Lihat ke Halaman Asli

Umur Bertambah!

Diperbarui: 4 Desember 2023   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setiap orang yang hidup di dunia ini memiliki waktu yang sama akan tetapi memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi persoalan dinamika kehidupan. Ruang dan waktu dalam dialektika kehidupan manusia memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga manusia memiliki ketersinambungan dalam mengelola pesan-pesan kemanusian.

Umur yang bertambah tat kala manusia dalam memperingati hari kelahirannya akan tetapi sejatinya perjalanan waktu dan ruang akan berkurang. Karena persoalan kehidupan manusia menunggu dua hal dia menunggu waktu sholat artinya untuk kegiatan menghadap Allah dalam beribadah serta yang kedua menunggu waktu datangnya kematian yang sebagai bagian dari proses sunnatullah dan takdir ketetapan Allah SWT.

Ketika Allah SWT memberikan waktu yang sama kepada seluruh manusia di muka bumi ini selama 24 Jam sehari-semalam sebagai hak mutlak yang diberikan Allah SWT. Kemutlakan itu harus dijadikan sebagai sandaran sebagai manusia beriman memiliki kewajiban yang harus dilakukan selama hidup di dunia. Hal kewajiban inilah yang terkadang semua orang lupa jika kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri dan belajar selama hidup di dunia.

Proses kewajiban yang itulah yang kita sering lalai untuk memenuhinya dan melaksanakannya karena ada persoalan kemalasan dan ego yang ada dalam pribadi masing-masing manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Ketika kaya kita lupa pernah miskin dahulunya sehingga melupakan orang miskin ketika kaya, ketika memiliki kekuasaan kita lupa dulu pernah memiliki kekuasaan akan tetapi ketika memimpin dia lupa akan hak-hak dari orang yang dipimpinnya.

Kekayaan, kekuasaan kemewahan sesuatu hal yang relatif kita dapatkan karena memang ada unsur kewajiban yang kita lakukan kepada Allah SWT. Kalau dulu ketika kita ingin kaya selalu bersungguh-sungguh dalam mendapatkan kekayaan itu banting tulang siang malam dalam mencari kekayaan itu. Sehingga terkadang urusan waktu pun kita tak pernah pedulikan sama sekali.

Umur kita bertambah seiring perjalanan waktu ditandai dengan rambut kita yang memulai memutih, raut wajah kita ada yang berkerut dan lelayu. Bertambahnya umur bukan berarti kita harus tidak bergerak diam saja tanpa melakukan sesuatu. Umur kita bertambah akan tetapi kita harus dapat menunjukkan produktiftas kita dalam mengelola dinamika kehidupan. 

Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, misalnya, mengkaji masalah umur melalui karyanya, Sabilul'Iddikar wal I'tibar bima Yamurru bil-Insan wa Yanqadhi lahu minal-A'mar (Jalan Menuju Peringatan dan Perenungan tentang Tahapan Usia yang Dilalui Manusia). Beliau membagi umur dalam lima tahapan : Pertama, sejak Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS dan membekalinya dengan keturunan. Kedua, terhitung sejak seorang manusia terlahir dari rahim ibunya hingga ajal menjemput. Ketiga, dimulai sejak kebangkitan manusia dari alam dunia melalui kematian sampai bertiupnya sangkakala Malaikat Israfil di Padang Mahsyar. Umur ketiga adalah masa penantian seseorang di alam barzakh. Keempat, berlangsung sejak seorang manusia dibangkitkan dari alam barzakh, bersamaan dengan ditiupnya sangkakala yang kedua hingga manusia melangkah di atas shirath al-mustaqim. Kelima, dimulai sejak seseorang memasuki pintu surga, atau terjatuh di jurang neraka.sumber Silahkan di klik

Al-Quran juga berulang kali memperingatkan akan datanya ketuaan dan kepikunan. Misalnya dalam surah An-Nahl ayat 70, "Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu. Dan diantara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah, supaya tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". Kepikunan yang mengiringi ketuaan itulah yang ditakuti oleh Rasulullah SAW, sehingga beliau selalu berdo'a, "Aku berlindung kepada-Mu dari usia yang paling hina". Suatu kali Ma'an bin Zaidah mendatangi Al-Makmun. Makmun bertanya, "Bagaimana keadaanmu di usia tua renta ini?". Ia menjawab, "Aku bisa jatuh hanya karena tersandung kotoran unta, dan cukup diikat hanya dengan sehelai rambut".
"Bagaimana keadaanmu dalam makanan, minuman dan tidurmu?" Ia menjawab,"Bila lapar, aku marah; dan bila makan, aku merasa jengkel. Bila berada di antara orang-orang, aku mengantuk; dan bila di atas kasurku, aku terjaga". "Bagaimana keadaanmu dengan para wanita?" Beliau menjawab, "Kalau wanita yang buruk rupa, aku tidak menginginkan mereka; sedangkan para wanita yang cantik tidak menginginkanku".  Makmun berkata, "Kalau begitu tidak pantas orang sepertimu dianggap muda".
"Lipat gandakanlah imbalan untuknya dan haruskanlah ia menetap di rumahnya. Biarkan masyarakat yang mengunjunginya, dan jangan biarkan ia mengunjungi siapapun". Sejak zaman Rasulullah SAW sampai kini, ada orang-orang yang dianuggrahi Allah SWT umur panjang dari orang-orang pada umumnya. Dan mereka mengisinya dengan berbagai kebaikan, sehingga hidup mereka penuh berkah dan tercatat dalam sejarah. Mereka inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi, "Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya".sumber Silahkan di klik

Al Quran Surat al 'Ashr 1-3: mengingatkan; "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati dalam supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. 

Kenikmatan yang kita peroleh hari ini bukan semata-mata hasil dari kerja keras kita akan tetapi ada proses yang membantu usaha kita dalam memprolehnya. Ada bantuan keluarga ibu,bapak,teman serta handai taulan yang membantu apa yang telah kita lakukan hari ini. Proses dalam membangun diri menuju akhir dari perjalanan manusia yakni kematian.

Selama Allah SWT memberikan kita nikmat yang indah, yaitu kehidupan. Ayat suci dalam Al-Qur'an pun membahas mengenai usia kita, sebagai pengingat bahwa dunia ini sementara, berikut paparannya:

  1. "Semakin bertambah usia, semakin lemah tangan menggenggam. Karena Allah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia." (QS. Hud: 15-16)
  2. "Semakin bertambah usia, semakin kabur mata kita. Karena Allah sedang mencerahkan mata hati untuk melihat akhirat." (QS. Al Isra: 72)
  3. "Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita. Karena Allah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan. Namun hati yang berpaut kepada Allah, tiada pernah mengecewakan." (QS. Lukman: 22)
  4. "Semakin bertambah usia semakin gugur gigi-gigi kita. Karena Allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur ke dalam tanah selamanya." (QS. Ali Imran: 145)
  5. "Semakin bertambah usia, semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita. Karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawa akan diambil." (QS. An-Nisa: 78)
  6. "Semakin bertambah usia, semakin putih rambut kita. Karena Allah sedang ingatkan kain kafan yang putih." (QS. Ali Imran: 185)
  7. "Begitu juga hati kita, semakin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian. Karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta manusia dan dunia." (QS. Al-An'am: 32).sumber Silahkan di klik 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline