Lihat ke Halaman Asli

Merajut Kebersamaan Sekolah dan Orangtua Menggapai Cita-Cita Anak

Diperbarui: 23 November 2023   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Spektrum pendidikan di Indonesia masih bergerak perlahan dalam mengarungi samudra kehidupan dan dinamika persaingan global. Walaupun pada saat ini tengah berlaku kurikulum merdeka yang dipakai semua tingkatan sekolah dari SD hingga Tingkat menengah atas begitupun juga dunia perguruan tinggi dikenal dengan istilah kampus merdeka.

Kurikulum merdeka yang tengah diterapkan di Indonesia belumlah semua sekolah dan guru memahami konstruksi dasar kurikulum merdeka. Terlihat masih banyak perdebatan diantara guru, para pakar pendidikan serta komunitas pendidikan dalam memahami persoalan merdeka belajar.

Pada sisi yang lain persoalan bullying dan perundungan serta kekerasan kerap mewarnai media online maupun media sosial. Belum lagi persoalan tawuran pelajar, narkotika, dan pelecehan seksual kerap menghantui permasalahan sosial yang ada di Indonesia. Begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh para generasi bangsa terutama pada peserta didik.

Kemudian masalah ekonomi yang terjadi pada keluarga masyarakat Indonesia juga menyebabkan terhambatnya pendidikan pada anak didik. Karena masih banyaknya anak-anak yang putus sekolah di Indonesia terkait tidak memiliki biaya untuk sekolah dan kuliah. Maka banyak sekali kita lihat mereka bekerja serabutan hanya sekedar untuk membantu pekerjaan orangtua. Sehingga terjadi putus sekolah karena membantu orangtua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ada Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Indonesia Pintar yang diberinkan oleh pemerintah belumlah digunakan secara maksimal untuk kebutuhan belajar peserta didik. Malah yang terjadi ada penyimpangan dalam penggunaan KJP yang dilakukan oleh oknum masyarakat untuk menambah kebutuhan dapur sehari-hari. Kemudian anak-anak yang mendapatkan Kartu Jakarta Pintar pun bukan untuk belajar secara maksimal malah pola belajarnya lebih bagus dari anak yang tidak mendapatkan KJP.  Ada dari siswa yang mendapatkan KJP terlibat tawuran ataupun hal-hal yang sifatnya negatif.

Kepedulian orangtua terhadap pendidikan anak harus dioptimalkan walaupun ditengah himpitan kebutuhan ekonomi . Proses penyadaran orangtua dalam membantu belajar anak dibutuhkan dorongan peran dari sekolah. 

Sekolah pun juga harus membuka diri dalam membangun komunikasi dengan terkait prestasi belajar peserta didik. Orangtua bukan dipanggil pada saat menerima hasil belajar ataupun ketika ada masalah menyangkut persoalan belajar akan tetapi orangtua dapat berkomunikasi setiap waktu untuk datang ke sekolah.

Sekolah pun dapat memberikan konseling kepada orangtua terkait dengan keberlanjutan masa depan dan cita-cita putra-putrinya. Sehingga orangtua dapat memiliki sedikit pengetahuan yang dibutuhkan untuk perkembangan belajar putra-putrinya. Nantinya akan mendorong komunikasi antara orangtua dengan anak dirumah demi keberhasilan pendidikan yang akan dicapainya.

Pendidikan merupakan proses tranformasi rasa memerdekakan dalam membangun proses  menuntun murid dalam mengembangkan potensi-potensi dirinya. Hal ini dilandasi dari kebebasan merupakan mengeksplorasi potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya tersebut, bebas dari tekanan dan paksaan. 

Namun demikian, pendidikan yang memerdekakan harus dilandasi dari prinsip among, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Pendidikan yang memerdekakan menurut Ki Hajar Dewantara adalah suatu proses pendidikan yang meletakkan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batiniah.

Membangun proses kepedulian orangtua memang tidaklah ringan apalagi ketika anaknya sudah memasuki tahap SMP dan SMA butuh perhatian bagi perkembangan psikologidan karakter anak. Tantangan terbesar ya ketika memasuki SMP dan SMA karena terkait dengan persoalan pergaulan dan pertemanan sesama teman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline