Lihat ke Halaman Asli

Ketika Citra Diri Mengorbankan Orang Lain

Diperbarui: 4 November 2023   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kata citra terkadang kita nisbatkan kepada seseorang yang mencari sesuatu jabatan atau kadang sedang mencari sesuatu yang dia butuhkan untuk kehidupan pribadinya. Ada proses dimana sesesorang yang sedang mencari suatu jabatan ataupun mengejar suatu jabatan dibutuhkan suatu citra diri yang seolah-olah dia baik dan peduli.

Ada suatu ambisi yang terpatri dalam dirinya untuk mengejar suatu jabatan tertentu ataupun suatu kuasa dalam kelompok atau lembaga sosial. Proses dalam membangun citra diri yang baik dan benar walaupun sesungguhnya mengorbankan orang lain itu sudah lazim dalam suatu organisasi sosial.

Dalam wikipedia Citra diri atau pencitraan diri merupakan suatu gambaran mental umum  dari jenis yang cukup tahan terhadap perubahan kehidupan manusia. Ada proses yang menggambarkan tidak hanya detail berpotensi tersedia untuk penyelidikan objektif oleh orang lain (tinggi, berat, warna rambut, dll.), tetapi juga hal-hal yang telah dipelajari oleh orang tentang diri mereka sendiri, baik dari pengalaman pribadi atau dengan menginternalisasi penilaian orang lain.

Pencitraan diri dapat terdiri dari enam jenis:

  1. Citra diri dihasilkan dari bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
  2. Citra diri yang dihasilkan dari bagaimana orang lain melihat individu tersebut.
  3. Citra diri dihasilkan dari bagaimana individu memandang diri sendiri.
  4. Citra diri dihasilkan dari bagaimana individu mempersepsikan bagaimana orang lain melihat individu tersebut.
  5. Citra diri dihasilkan dari bagaimana orang lain memandang bagaimana individu memandang dirinya sendiri.
  6. Citra diri dihasilkan dari bagaimana orang lain memandang bagaimana orang lain melihat individu tersebut.

Citra diri juga merupakan pengakuan dari pandangan orang lain yang bersifat positif maupun negatif dalam membangun kerangka bagiamana ia memandang dirinya ataupun bagaimana orang lain melihat penampakan dirinya. Sampai sejauh mana dia sebagai manusia dalam membangun citra dirinya dalam proses penilaian kepada orang lain. Kita semua dapat menarik gambaran mental akan diri sendiri dan gambaran ini akan cenderung bertahan secara stabil seiring waktu kecuali kita mengambil langkah – langkah pertimbangan untuk mengubahnya.

komponen citra diri menurut Jersild (1961), yaitu physical self image, psychological self image , dan social self image. a. Physical Self Image : Physical Self Image merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentangbagaimana penampilannya dibentuk, terutama tubuh dan ekspresi yang akan diberikanke orang lain. Daya tarik atau kenyamanan, yang berhubungan dengan daya tariknya yang diberikan ke orang lain. Contohnya adalah seseorang yang memiliki wajahcantik sehingga seseorang dicintai oleh orang lain, komponen ini disebut citra diri fisik. b. Psychological Self Image : Psychological Self Image merupakan bentuk karakteristik seseorang, seperti kemampuan, kekurangan dan keterbatasan. Bisa disebut sebagai citra diri secarapsikologis. Social Self Image : Social Self Image merujuk pada sebuah pikiran dan perasaan seseorangtentang diri mereka sendiri, status dan pandangan orang lain. Bisa disebut sebagai citra diri secara sosial. sumber Silahkan di klik

Proses penggambaran yang nampak baik atau buruk inilah yang sebagian orang dinamakan pencitraan. Dala ilmu psikologi istilah pencitraan dikatakan personal branding yang menyebutkan atau menggambarkan dirinya baik. Proses pencitraan atau persoalan branding akan terlihat persepsi yang dapat mengelola dan mempengaruhi pandangan seseorang secara efektif. Apabila personal branding telah tercapai secara efektif, seseorang dapat menunjukkan kepada khalayak tentang siapa dirinya, apa yang setiap individu lakukan, apa perbedaan setiap individu dengan orang lain, dan dapat mempengaruhi persepsi atau pandangan orang lain tentang siapadan bagaimana diri setiap individu tersebut.

Sangat lumrah pengembangan citra diri yang kita lakukan sering berbenturan terhadap orang lain terkait masalah nilai dan norma serta etika hal terjadi dalam suatu lembaga formal ataupun lembaga informal. Proses dinamisasi yang melibatkan dan mengembangkan diri seolah-olah dia berhasil dalam bekerja dan lain sebagainya. Karena ada kepentingan yang ikut mewarnai atas realitas citra diri itu.

Ada dua fungsi terkait citra diri yakni Menemukan siapa diri kita akan membuat kita menemukan kedamaian dan kebahagiaan dimana saja. Menemukan potensi diri yang tersembunyi juga akan menjamin keberhasilan dalam hidup.Proses itu yag patut dikembangkan dalam mengembangkan citra dirinya.

Kadang dalam membangun citra diri yang positif harus mengorbankan kepada orang lain karena ketidakbisaan dia memanjerial suatu pekerjaan, oranglain yang bekerja untuk kelompok organisasinya dia hanya memanfaatkan hanya untuk kepentingan dan popolaritas semata. Artinya siapa yang bekerja dan siapa yang mendapatkan pujian serta penghargaan. Karena bekerja dalam mengembangkan diri dibutuhkan trik atau cara agar bagaimana citra dirinya naik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline