Lihat ke Halaman Asli

Film Dokumentar dalam Pembelajaran Sejarah

Diperbarui: 5 Oktober 2023   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah sumber belajar sejarah yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dengan mudah dan murah dengan menonton film dokumenter yang terkait dengan kejadian peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini dimana informasi dan fakta sejarah sebagai sumber sejarah sekunder dapat kita dapatkan dari media Youtobe. 

Tentunya canggihnya teknologi pada saat ini dapat mengantarkan peserta didik untuk dapat menggali sumber ilmu pengetahuan selain dari melalui buku tapi juga dari film dokumenter.

Di dalam wikipedia dijelaskan tentang film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926. Di Prancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. 

Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. (Sumber)

Ketika proses pembelajaran dengan menayangkan film dokumenter secara langsung di dalam kelas ataupun melalui pemanfaatan google clasroom, quiziz dan lain sebagainya. Proses pembelajaran pun dapat terdeferensiasi secara konten peserta didik dapat memilih sesuai dengan kecerdasan yang dia milikinya. Proses pembelajaran pun dapat berpusat kepada peserta didik yang memanfaatkan media gawainya untuk menonton film dokumenter.

Ketika gawai dimanfaatkan untuk aktifitas pembelajaran setidaknya dapat mengurang kadar polutan yang diakibatkan gawai yang mereka miliki. Peserta didik pun juga dapat kita ajarkan dalam membangun literasi digital dalam memanfaatkan teknologi informasi yang sedang berkembang. Kegiatan pembelajaran dengan film dokumenter sejarah dapat secara implisit dijadikan sebagai media kampanye literasi digital dengan memanfaatkan media yang sehat.

Pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi peserta didik didalam kelas. Menurut Sugiyanto daya tarik mata pelajaran ditentukan dua hal, (1) mata pelajaran sejarah itu sendiri, (2) cara mengajar guru. 

Oleh karena itu, tugas seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadi menarik, yang dirasakan sulit menjadi mudah, yang tidak berarti menjadi bermakna. 

Agar pembelajaran di kelas dapat berjalan sesuai dengan keinginan guru, maka diperlukan metode dan media pembelajaran yang inovatif yang menekankan pada pendidikan berpusat kepada peserta didik yang lebih aktif dan menambah minat belajar serta kreatif. Ragam metode pembelajaran dirancang sedemikan rupa berganti agar peserta didik dapat lebih memahami materi yang diampuhnya.

Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto gambar, grafik, televisi, dan komputer. 

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan dalam pembelajaran, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (pendidik maupun sumber lain) kepada penerima (peserta didik). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline