Lihat ke Halaman Asli

Menacari Kawan Menggalang Persahabatan Menggapai Rahmat Allah

Diperbarui: 30 Agustus 2023   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam sebuah Lirik lagu yang berjudul Lagu 'Kepompong' merupakan lagu yang dinyanyikan oleh Sind3mtosca dan Lagu yang diciptakan oleh Jalu Hikmat Fitriadi ini juga menjadi original soundtrack untuk sinetron 'Kepompong'.  Lagu ini menjadi suatu fenemona di tengah kehidupan masyarakat yang sedang dilanda diserupsi sikap kehidupan sosial. Dimana kehidupan sudah tak lagi menghargai hakikat pertemanan dan pertemuan. Karena balutan perteman dan pertemuan hanyalah sebatas handphone atau alat komunikasi yang berbentuk pipih tengah menjadi setan kehidupan bagi manusia.

Apabila kita memahami Lirik lagu yang berjudul Kepompong menjadi suatu pengingat untuk kita yang memang hari ini masih memiliki akal untuk menggalang perdamaian, persatuan serta persahabatan. Lirik lagu seperti dibawah ini:

Dulu kita sahabat teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karna ku sayang

Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Persahabatan bagai kepompong
Maklumi teman hadapi perbedaan
Persahabatan bagai kepompong
Na na na na na

Dulu kita sahabat teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari
Dulu kita sahabat berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu
Kini kita berjalan berjauh-jauhan
Kau jauhi diriku karna sesuatu
Mungkin ku terlalu bertindak kejauhan
Namun itu karna ku sayang

https://www.suarakarya.id/muda/pr-2604779103/lirik-lagu-kepompong-sind3ntosca

Lirik lagu yang mengandung makna terkait persahabatan yang telah dipupuk sejak masa kecil yang selalu bersama dalam keseharian. Bermain secara bersama dengan suka cita tanpa adanya skat perbedaan atau penghalang. Akan tetapi ketika sudah besar dan mimpi telah menjadi kenyataan yang ada hanyalah egoisme dan kepentingan kelompok yang sesaat. Dalam bahasa lain tak ada kawan abadi dan lawan abadi yang ada hanyalah kepentingan abadi. Kehangatan dan kelembutan ketika kita kecil sampai bertubuh dewasa itu hilang berganti pada saat bertumbuh dewasa dengan kesuksesan.

Lambaian untaian kata sayang dalam lirik lagu ulat kepompong telah menjadi batu terjal hambatan bagi manusia pemuja materialisme dan individualisme. Persahabatan tak lagi menjadi suatu istimewa bagi manusia yang hanya mementingkan ego dan kelompoknya. Pekerjaannya hanya sebatas apa yang dia kerjakan dan dalam benaknya hanya mementingkan kepentingannya untuk naik pangkat dan jabatan tanpa memperdulikan orang lain di sekitarnya. Diam menghanyutkan dalam konstruksi pikiran pribadinya bahwa saya harus naik pangkat kekuasaan dan memperbanyak harta dengan mengindahkan nilai dan norma yang digenggamnya. Segala cara akan dia kejar dan proses untuk kelancaran kekuasaannya dalam mengejar mimpinya.

Rentetan konflik kepentingan mewarnai  kehidupan kebangsaan meliputi kekerasan sikap dan fanatisme yang berlebihan dalam masyarakat kita, tidak diimbangi dengan pengetahuan ilmu yang mumpuni. Retorika yang dilakukan oleh para elit politik ketika dalam masa-masa kampanye dicerna secara mentah-mentah, sehingga benih-benih fanatisme yang sudah muncul dari awal, tumbuh menjadi semakin radikal dan sulit untuk dikendalikan. Apalagi ketika baca dalam media sosial kerap diwarnai dengan permusuhan dan perdebatan tanpa makna sehingga timbul yang namanya kadrun dan kampret. Masalah Bullying, kekerasaan secara fisik maupun non fisik kerap mewarnai perjalanan kehidupan kebangsaan saat ini.

Maka kejadian-kejadian tersebut memunculkan fenomena yang sering disebut dengan "post-truth" atau pasca kebenaran. Dalam konteks ini, fenomena "post-truth" secara sederhana dapat dipahami ketika masyarakat yang sudah terlalu fanatik dengan "jagoan" politiknya selalu memberikan penilaian yang positif terkait apapun yang dilakukan dan diucapkan oleh "jagoan" politiknya tersebut. Sebaliknya, apapun yang dilakukan dan diucapkan oleh pihak "lawan" maka akan selalu dilihat sebagai hal yang negatif. Lunturnya nilai-nilai obyetifitas dan kebenaran menjadi indikator yang paling mudah untuk memahami fenomena "post-truth" tersebut. https://independensi.com/2019/07/28/tidak-ada-musuh-atau-teman-abadi-di-dalam-politik/

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah persahabatan/per-sa-ha-ba-tan/ n perihal bersahabat; perhubungan selaku sahabat: - kedua orang itu telah berjalan bertahun-tahun; sedangkan kepompong, ke-pom-pong dan bakal serangga (kupu-kupu) yang berada dalam stadium (kehidupan) ketiga sebelum berubah bentuk menjadi kupu-kupu atau serangga, biasanya terbungkus dan tidak bergerak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline