Lihat ke Halaman Asli

Persiapan Menghadapi Ramadhan

Diperbarui: 27 Februari 2023   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ada doa yang selalu kita ucapkan menjelang bulan Ramdahan dianjurkan oleh Rasul Muhammad SAW. yakni Allahumma baariklanaa fii rajaba wasya'baana waballighna ramadhoona Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.Ada ungkapan rasa syukur ketika kita memasuki bulan Rajab dan Sya'ban karena kedua bulan itu detik-detik bulan ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Keberkahan bagi umat Islam ketika menyambut Ramadhan dengan hati yang gembira dan istimewa.

Ramadhan masih 24 hari lagi tapi aura kedatangannya terasa pada saat ini. Kita pun berharap dapat melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan dengan penuh kesempurnaan dan keyakinan kepada Allah SWT. Ada lantunan doa yang dapat kita panjatkan “Ya Allah, curahkanlah padaku keselamatan, kesejahteraan, keyakinan, keimanan, kebajikan, ketakwaan, bantuan, dan kesuksesan memperoleh apa-apa yang Kau cintai dan ridai.” (HR Muslim). 

Ramadhan akan hadir dan menghampiri kita maka sebagai seorang muslim sebaiknya kita melakukan persiapan dalam menghadapi Ramadhan. Pertama persiapan amal shalih hal ini berdasarkan Firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 46 berbunyi "“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At Taubah: 46). Artinya pada fase ini sampai mana kita menyiapkan diri kita untuk menghadapi bulan suci Ramadhan. Sudahkan kita bergerak menyempurnakan dan memperbaiki amal kita yang kurang dalam mengarungi fase kehidupan.

Ulama terdahulu berkata “Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tesebut.” Sumber: https://muslim.or.id/4150-persiapkan-diri-menyambut-ramadhan.html

Mempersiapkan sudah barang tentunya dengan tuntunan yang sudah digariskan Nabi Muhammad SAW. Mempersiapkan dengan kembali banyak belajar memperdalam ilmu agama sebagai bekal menghadapi Ramadhan. Terkadang kita serius dalam belajar tentang ilmu duniawi tapi kalau mendalami ilmu agama kita tak pernah tuntas. Kita mulai kembali membaca dan mempelajari ilmu agama sebagai bekal akherat kelak tak boleh bosan dan berhenti memperdalam ilmu agama.

Kedua. Niat yang baik merupakan bagian dari proses awal giat manusia.Memantapkan niat dan bersungguh-sungguh untuk meraih kesempurnaan bulan suci Ramadhan dengan ikhlas dan hanya untuk mencari ridho Allah semata, tanpa ada niatan yang lainnya. Fokus tujuan ibadah hanya untuk menghadap dan mengharap Ridho  Allah SWT. Niat yang baik merupaka salah rangkaian tekad untuk kita dapat melaksanakan shaum Ramadhan dengan ikhlas.

Barangkali kisah masa dahulu dapat dijadikan landasan bahwa kesungguhan dan kejujuran niat seseorang sangat berperan sebagai sebab datangnya taufiq hidayah dari Allah. Diriwayatkan bahwa seorang Arab Badui datang menemui Nabi Muhammad SAW dengan maksud berbaiat kepadanya. Saat itu sedang dalam persiapan menuju ke medan jihad. 

Di hadapan Rasulullah, orang Arab Badui ini menyampaikan bahwa, “Wahai Rasulullah, akau berbaiat kepadamu untuk ikut berperang bersamamu. Meskipun saya ditusuk anak panah dari sini (sambil menunjuk leher depannya) sampai di sini (sembari menunjuk leher belekangnya)”. 

Perang dimulai dan orang Badui tersebut turut berperang bersama kaum Muslimin dibawa komando Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika perang telah usai, ternyata orang Badui tersebut ditemukan telah meninggal. Lalu diangkat dan bibawa ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Nabi menyingkap pakaian yang menutupi tubuhnya, dilehernya tertancap satu anak panah. 

Posisi anak panah tersebut menembus lehernya dari depan ke belakang. Persis sama seperti ketika ia berjanji di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selanjutnya Nabi mengafani jenazah orang Arab Badui ini dengan pakaiaannya. Bahkan Nabi mendolakan beliau dengan tambahan do’a khusus yang artinya; “Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. Ia keluar berjihad di jalan-Mu (sabilillah), lalu ia mati syahid di jalan-Mu. Saksikanlah ya Allah, aku adalah saksi atasnya pada hari kiamat kelak. Sumber dari: https://wahdah.or.id/7-persiapan-menyambut-ramadhan/

 Kisah yang mulai diatas merupakan rangkaian proses membangun niat kita yang lebih baik. Kita mulai segala segala sesuatu itu dengan landasan niat yang baik dan baru kemudian cara yang baik sehingga barulah bicara hasil yang didapatkan. Jika awal mulainya sudah tidak baik maka dalam proses dan hasilnya pasti juga mendapatkan hasil yang tidak baik. Menjelang datangnya madrasah Ramadhan ke dalam hidup kita beberapa pekan ke depan memperbaiki niat dan belajar kembali memperbaiki diri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline