Kuinjakkan lagi kakiku di Jogja. Di Malioboro, jalan dengan sejuta kenangan. Di JLC, tempat dulu bertemu Lastri, perempuan cantik yang tahu banyak tentang Jogja. "Lastri kan lahir dan besar di Jogja," katanya. Lastri yang mengantarku jalan-jalan, mencarikan guest house yang nyaman, dan menemaniku selama di Jogja.
Setahun sebelumnya, di Vrederburg, aku berkenalan dengan Ayu, seorang puteri Solo yang ramah dan anggun. "Di tempatku saja," katanya lembut, mengajakku menginap di pavilliun kontrakannya. Tempatnya kecil, tapi luar biasa bersih dan tertata dengan baik. "Sentuhan seni seorang puteri," komentarku.
Lain waktu, aku pernah berkenalan dengan Martha di Mirota, gadis Ausie yang lama tinggal di Jogja. Lalu, ada Utami yang kukenal di Monjali, Nindya karyawati Inna Garuda, Hanum yang pipinya ranum, Sri yang pintar membatik, Fiona yang manja, dan Sekar yang pandai berkelakar. Semua pernah menorehkan kenangan. Semua memiliki ruang khusus di hatiku.
Kini, aku sengaja kembali ke Jogja, untuk menemui mereka. Semacam reuni, untuk bernostalgia. Melepaskan semua kenangan dan ingatan Sekalian mengenalkan Mas Bambang, suamiku tersayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H