Agnesh berjalan kaki, menyusuri jalan setapak yang sangat sepi mengingat hari yang sudah mulai larut, ya gadis itu baru kembali dari pemakaman Aurel. Tangannya memegang tali tas yang dia gendong, disertai senandung kecil yang keluar dari bibirnya. Dari jarak yang lumayan jauh, terlihat sinar sepeda motor yang sangat terang, Agnesh yang melihat itupun tersenyum senang karena merasa akan mendapatkan bantuan.
Hingga, jarak sepeda motor itu dengan dirinya semakin dekat. Agnesh semakin mempercepat langkah. Namun, setelah sampai di samping pengemudi tadi, Agnesh terdiam dan menelan ludahnya kasar.
"A-abang.." ujar Agnesh terbata-bata karena ketakutan.
Pupus sudah harapannya untuk bertemu dengan seseorang yang dapat membantunya. Karena nyatanya yang datang adalah seorang yang telah membencinya sejak lama. Reno -- abangnya.
Reno menatap Agnesh tajam. "Lo bolos kan?"
Agnesh diam, tanpa ada jawaban yang terlontar dari mulutnya. Pandangannya pun tak lagi menghadap ke arah Reno, melainkan menatap sepatunya yang mulai kotor karena tanah.
Melihat Agnesh tak memberikan respon apapun, semakin membuat Reno geram. "HEH, LO BOLOS KAN, ANJING!!"
"Maaf Bang," hanya kata itu yang terlontar dari mulut Agnesh setelah mendapatkan bentakan dari Abangnya.
Setelah meminta maaf pada sang abang, tanpa berkata lagi Agnesh berlalu pergi dengan langkah kakinya yang lumayan cepat. Reno yang melihat itupun, segera turun dari motornya dan menyusul langkah kaki Agnesh yang seakan lari darinya.
Agnesh yang sadar jika Reno mengikuti, kini mulai berlari guna menghindari amukan yang mungkin akan membuatnya kembali lebam dan terluka. Melihat itupun membuat Reno menampilkan senyum smirk-nya.
"Gadis bodoh," desis Reno dengan tatapan yang mengarah ke arah Agnesh, yang sedang berlari menjauh. Reno mulai melangkahkan kakinya perlahan, seakan tak memiliki niatan untuk mengejar Agnesh. Tangannya dia masukkan ke dalam hoodie yang dikenakan.