Lihat ke Halaman Asli

Mengukur Dalamnya Memori Kita

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah kita berpikir bagaimana semua hal yang kita pernah jumpai dapat terekam jelas dalam pikiran kita meskipun kejadian tersebut telah lama terjadi?, dan megapa hanya kejadian tertentu saja yang dapat kita ingat?, hal semacam itu mungkin saja tidak pernah terlintas dalam pikiran kita karena terlalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari. Sebenarnya segala sesuatu yang kita alami dalam hidup kita tersimpan di dalam memori jangka panjang atau bisa disebut LTM (Long Term Memory) kecuali hal-hal refleks yang memang telah ada pada saat kita lahir.

Kemajuan zaman pada saat ini tidak lepas dari peran LTM manusia, mengapa?, karena tidak ada satupun kemajuan yang tidak melalui suatu tahapan atau proses, oleh karena itu peran LTM menjadi sangat penting untuk menyimpan pengetahuan masa lalu yang berguna untuk mengembangkan masa kini. Pemahaman kita mengenai pengetahuan masa kini juga tidak lepas dari fungsi LTM itu sendiri, karena untuk memahami informasi yang masuk pada memori jangka pendek atau STM (Short Term Memori) terlebih dahulu kita harus menarik ulang informasi-informasi yang ada pada LTM. Sebagai contoh ketika kita ingin memahami materi kuliah pada pertemuan hari ini, terlebih dahulu kita harus memahami materi kuliah yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Kita tentu mengetahui bahwa memori kita terletak pada otak kita, namun otak bagian manakah yang menjadi tempat dari memori kita?. Dengan bantuan alat para ilmuan neurosains seperti PET, MRI, dan sebagainya diketahui bahwa memori kita terletak diseluruh bagian otak namun terpusan di bagian-bagian tertentu saja, seperti hipokampus, korteks dan thalamus.

Uniknya, sebagian besar memori yang kita simpan di LTM tidak berada pada jangkauan kesdaran, misalnya ketika kita menyium bau suatu parfum yang sama dengan teman lama kita, secara otomatis kita akan teringan dengan orang tersebut, padahal pada masa lalu kita tidak dengan sengaja mengingat bau parfum teman lama kita tersebut. Keunikan LTM lainnya adalah cara bagaimana informasi-informasi itu disimpan, karena memang beberapa hal sangat sulit dan butuh banyak pengulangan untuk dapat masuk pada LTM, namun ketika telah tersimpan di dalam LTM maka informasi tersebut akan bersifat permanen dalam ingatan kita meskipun sebagian bisa terhapus oleh banyaknya informasi yang masuk ataupun karena dimakan usia. Ketika melihat teman yang sangat pintar di kelas, kita berasumsi bahwa dia memiliki ingatan yang lebih kuat dari pada kita, tentu saja asumsi itu salah, karena sebenarnya orang-orang pintar itu tidak lepas dari perilaku giat belajar yang secara otomatis melakukan pengulangan berbagai informasi, sehingga informasi yang masuk pada LTM lebih banyak dibandingkan kita.

Penelitian yang dilakukan oleh Bahrick, Bahrick, dan Wittlinger (1975) menemukan bahwa otak kita dapat mengingat hal-hal yang terjadi 34 tahun yang lalu dengan nyaris sempurna. Sedangkan dari penelitian yang dilakukan Conway, Cohen, dan Stanhope (1991) ditemukan bahwa informasi yang masuk ke LTM cenderung merupakan informasi yang kita anggap penting, namun hal yang dianggap pentingpun bisa masuk pada LTM dikarenakan pengulangan yang sangat sering atau merupakan aktivitas yang memang dilakukan sehari-hari. Informasi-informasi yang emosional juga biasanya tersimpan secara otomatis dalam LTM, seperti kejadian yang traumatik.

Penyimpanan dalam LTM bersifat penyandian, inilah penyebab sering terjadinya kondisi tip of the tongue (TOT) yang ditemukan oleh Brown (1991) dan Schwartz (1999). TOT atau dapat diartikan dengan kondisi di ujung lidah merupakan seuatu kondisi di mana kita tidak dapat mengingat nama suatu hal namun kita sangat ingat aspek-aspek yang ada pada hal tersebut, hal ini terjadi pada saya dan teman-teman kamar ketika sedang membicarakan jajanan masa kecil kita, kebanyakan dari kita lupa nama dari jajanan tersebut meskipun kita dapat menjelaskan berapa harganya, bagaimana rasa maupun teksturnya.

Dalam hal jenis informasi yang kita simpan, memori manusia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu memori otobiografis, memori episodik, dan memori semantik. Memori otobiografis merupakan seluruh ingatan mengenai diri kita sendiri meliputi sejarah pada selurh hidupnya maupun mengenai konsep diri, memori jenis ini sering disebut dengan memori pribadi. Jenis memori yang kedua adalah memori episodik, merupakan ingatan mengenai masa lalu di dalam hidup kita namun yang khusus, seperti peristiwa-peristiwa yang berkesan ketika berlibur. Yang terakhir adalah memori semantik yang merupakan ingatan mengenai kata, konsep, peraturan, ide-ide abstrak dan hal-hal yang verbal, oleh karena itu kita dapat mengasumsikan bahwa orang yang dapat menguasai berbagai jenis bahasa pasti memiliki memori semantik yang kuat.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, sebenarnya ada beberapa hal yang penting diingat dalam hidup kita, seperti berbagai lokasi di dunia, karakteristik hal-hal yang ada di sekitar kita, mengenai hubungan sosial (teman, orang yang dapat kita percaya, dan musuh), nilai-nilai sosial, dan kemampuan motorik ataupun perseptual. Hal-hal ini perlu diingat karena akan memudahkan kita dalam menjalani hidup secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline