Oleh : Jihan Fawwaz Awliya
Abad 21 merupakan abad yang berbeda dari abad sebelumnya. Pada abad ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, informasi, dan komunikasi pada segala bidang. Perkembangan tersebut secara tidak langsung mengharuskan kita untuk memiliki 21st Century Skills. Salah satu kemampuan yang harus dikembangkan yaitu kemampuan dalam berkomunikasi. Komunikasi sangat diperlukan pada kegiatan pembelajaran untuk membangun pemahaman siswa tentang materi yang sudah disampaikan. Kemampuan berkomunikasi tersebut membuat pembelajaran dalam kelas menjadi menarik dan meningkatkan antusias siswa. Ketertarikan tersebut akan membuka komunikasi antar siswa terhadap materi yang disampaikan.
Pemahaman kecakapan abad 21 ini dapat dicapai dengan memilih strategi pembelajaran yang dilakukan karena perlu adanya dorongan pada siswa dalam meningkatkan comucation skills pada proses pembelajaran salah satunya menggunakan Quantum Teaching. Pembelajaran Quantum Teaching dianggap cocok untuk pengembagan kecakapan abad 21 karena memiliki tujuan yang salah satunya adalah meningkatkan communication skills. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 54 tahun 2013, tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, tentang pentingnya keterampilan abad 21 salah satunya siswa dituntut mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun (Slameto, 2003).
Menurut DePorter (2015) pada awal mula penerapan quantum teaching di Supercamp selama 12 hari, strategi ini membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan siswa khususnya berkomunikasi, lebih banyak berpartisipasi, dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri. Lingkungan yang diciptakan dari quantum teaching yaitu suasana yang nyaman antara pendidik dengan siswa karena menerapkan asas utama yaitu "Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka".
Quantum Teaching bersifat kontruktivistik dengan memusatkan perhatian pada interaksi yang bermakna dan menekankan mutu proses pembelajaran dengan memadukan konteks da nisi pembelajaran. Rancangan pembelajaran quantum teaching dilakukan secara runtut menurut DePorter, 2015 yaitu: Tumbuhkan (penumbuhan minat siswa), Alami (pemberian pengalaman langsung pada siswa), Namai (pemberian konsep untuk menjawab keraguan siswa), Demonstrasikan (pemberian kesempatan siswa dalam menerapkan), Ulangi (pengulangan materi dari apa yang sudah dipelajari), dan Rayakan (merayakan keberhasilan untuk memberi rasa penghormatan pada usaha yang diberikan). Selain itu Quantum Teaching dapat melatih keterampilan berkomunikasi pada 21st Century Skills karena pada pembelajaran Quantum Teaching siswa akan dihubungkan antara teori dan pengalaman pribadi yang masuk akal melalui demonstrasi yang menimbulkan antusias siswa dengan adanya kerjasama serta menciptakan tingkah laku dan sikap percaya diri dalam diri siswa.
Kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran Quantum Teaching ini diciptakan dengan kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan materi dengan kebebasan berekspresi dalam penerapannya. Kebebasan bereksperi tersebut akan membuat ketenangan psikologi yang menciptakan sikap percaya diri dengan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajarannya sekaligus melatih keterampilan siswa dalam berkomunikasi.
Misalnya dalam proses demonstrasi, siswa diberikan waktu untuk melakukan penyampaian dengan melakukan diskusi dengan teman yang membuat kepercayaan diri meningkat. Selain itu dengan pemberian materi yang sangat menarik membuat siswa ingin mempelajari materi tersebut dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA:
Bobbi Deporter, penerjemah. Alwiyah Abdurrahman. Quantum Learning. (2015). Bandung: Kaifa.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H