Lihat ke Halaman Asli

Semanggi

Diperbarui: 3 September 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar pinterest /Zsofi 68

Di sebuah kota kecil yang tenang, Lila dan Rafi pertama kali bertemu di taman bermain yang sederhana. Mereka berdua baru saja memasuki usia enam tahun dan menjadi teman sekelas di sekolah dasar yang sama. Satu hari di taman bermain, saat Lila sedang bermain ayunan dan Rafi sedang bermain bola, bola Rafi terbang jauh dan menghantam ayunan Lila. Tanpa ragu, Rafi berlari mendekati Lila untuk meminta maaf dan memungut bola.

Lila yang awalnya terkejut, tersenyum lebar ketika melihat Rafi yang tampak malu. "Tidak apa-apa," katanya dengan ramah. "Mari kita main bersama." Sejak saat itu, mereka menjadi teman akrab. Mereka sering bermain bersama di taman, membangun istana pasir, atau bahkan hanya duduk di bawah pohon besar sambil mengobrol tentang mimpi mereka.

Persahabatan mereka tumbuh seiring waktu. Mereka saling mendukung dalam berbagai kegiatan sekolah, berbagi rahasia kecil, dan merayakan ulang tahun satu sama lain. Lila dan Rafi selalu memiliki ide-ide kreatif untuk permainan mereka, dan mereka sering kali tampak seperti pasangan yang tidak terpisahkan.

Suatu hari, saat mereka sedang bersepeda bersama, Lila dan Rafi merencanakan sebuah petualangan di hutan kecil di pinggiran kota. Mereka menemukan gua kecil yang tersembunyi di antara pohon-pohon dan menganggapnya sebagai tempat rahasia mereka sendiri. Di dalam gua itulah, mereka membuat kesepakatan untuk saling menjaga persahabatan mereka selamanya.

Namun, ketika mereka berusia sepuluh tahun, keluarga Rafi harus pindah ke kota lain karena pekerjaan ayahnya. Hari-hari terakhir sebelum kepergiannya terasa sangat emosional. Mereka berdua sangat sedih, tetapi Rafi berjanji untuk tetap berhubungan, meskipun jarak akan memisahkan mereka. Mereka menukar alamat dan foto, dan Rafi memberikan Lila sebuah semanggi keberuntungan sebagai tanda persahabatan mereka.

Setelah kepergiannya, Lila dan Rafi tetap saling berkirim surat dan cerita melalui email, tetapi dengan berjalannya waktu, komunikasi mereka semakin jarang. Meskipun begitu, kenangan indah dari masa kecil dan semanggi keberuntungan selalu menjadi pengingat bagi Lila tentang persahabatan mereka yang tulus.

Bertahun-tahun kemudian,lila tumbuh menjadi wanita dewasa,dan sekarang ia telah memiliki keluarga kecil yang harmonis.

pada Sore hari yang tenang, dengan angin yang berhembus dengan iramanya yang indah, Lila sedang berjalan-jalan di taman bersama keluarganya, dia melihat seorang pria yang tampak sangat mirip dengan Rafi. Pria itu sedang menggendong seorang gadis kecil yang tampak ceria dan cantik. Lila merasa terkejut dan sedikit bingung karena kesamaan wajah yang mencolok membuatnya berpikir apakah itu mungkin Rafi.

Dia berhenti sejenak, mencoba menenangkan pikirannya, lalu memberanikan diri untuk mendekati pria tersebut. "Maaf," kata Lila dengan sopan, "saya tidak bisa tidak bertanya, tetapi apakah Anda kebetulan bernama Rafi?"

Pria itu menoleh, dan Lila melihat tatapan bingung di wajahnya. Namun, senyuman ramah mulai terlihat ketika pria itu mengangguk. "Ya, saya Rafi," jawabnya. "Dan ini adalah putri saya, Nisa. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"

Lila mengangguk, dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. "Saya Lila. Kita sudah lama tidak bertemu sejak kamu pindah. Kami dulu teman baik saat masih kecil."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline