Lihat ke Halaman Asli

Pernikahan di Bawah Kontrak, Memahami Arti Sejati dari Cinta

Diperbarui: 20 Juli 2024   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar pinterest/mu𝗈︩︪࣪min

Di sebuah kota kecil yang teduh, hiduplah seorang wanita bernama Sarah. Sarah adalah seorang yang lembut hati dan penuh pengharapan, namun nasibnya berkisar dengan pernikahan kontrak yang tidak menyenangkan.

Sarah, dengan rambut cokelatnya yang lembut dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya, menikahi Ryan. Ryan adalah seorang pria tampan dari keluarga berada, tetapi hatinya dingin dan penuh dengan ambisi yang egois. Ibu mertua Sarah, Nyonya Jessica, juga tidak pernah menyukainya. Setiap hari, Sarah harus menanggung sikap dingin dan siksaan emosional dari suami dan ibu mertuanya.

Pada awalnya, Sarah berusaha keras untuk menyenangkan Ryan dan mencari cara agar dia diterima oleh ibu mertuanya. Dia rajin memasak makanan favorit Ryan meski sering kali tidak dihargai. Namun, semakin lama pernikahan berjalan, semakin jelas bahwa Ryan tidak pernah melihatnya sebagai pasangan hidup yang sejati.

Suatu hari, saat ulang tahun Ryan yang ke-30, Sarah dengan hati-hati membuat kue spesial. Dia berharap hari itu akan menjadi awal yang baru bagi mereka berdua. Namun, ketika Ryan pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, dia marah besar saat melihat kue itu. "Ini semua tidak penting! Aku sudah bosan dengan dramamu yang tidak ada artinya!" bentak Ryan, sebelum membuang kue tersebut ke tempat sampah di depan mata Sarah.

Air mata Sarah tak tertahankan lagi. Dia menangis pilu di kamarnya, meratapi nasibnya yang tidak pernah dihargai. "Ya Allah, kapan suamiku bisa menerima dan mencintaiku dengan tulus?" bisiknya sambil memeluk bantal erat-erat.

Malam itu, saat Ryan tertidur pulas setelah marah-marah, Sarah merenung di balkon rumah mereka. Dia merasa hampa dan terluka. Namun, di dalam hatinya masih ada tetes kecil harapan bahwa suatu saat semuanya akan berubah.

Hari-hari berlalu dengan pola yang sama. Ryan sering pulang larut malam, sering marah-marah padanya tanpa alasan yang jelas. Sarah terus berusaha. Dia mencoba untuk tetap positif, meski hatinya hancur oleh perlakuan Ryan yang tidak menghargainya.

Suatu pagi, saat dia sedang membersihkan rumah, dia menemukan sebuah pesan singkat dari seorang wanita di ponsel Ryan. "Sayang, aku rindu kamu. Kapan kita bisa ketemu lagi?" tulis pesan itu. Sarah terdiam. Hatinya hancur. Semua indra dan firasatnya selama ini ternyata benar adanya.

Tanpa memberitahukan apa pun kepada Ryan, Sarah memutuskan untuk pergi. Kontrak pernikahan mereka hampir habis dan dia tidak ingin lagi menderita di dalam hubungan yang tak berarti itu. Dia merencanakan pergi ke rumah orang tuanya di kota sebelah. "Mas, aku pergi dulu," ucapnya dengan suara bergetar, sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Ryan terdiam. Dia menyadari bahwa dia telah kehilangan segalanya. Dia merasakan kekosongan yang mendalam di dalam hatinya. Semua yang dia lakukan selama ini hanya membuatnya menyesal.

Beberapa bulan berlalu. Ryan menghabiskan hari-hari yang sunyi. Dia merindukan kehadiran Sarah. Dia mulai memahami betapa pentingnya Sarah baginya. Dia menyadari betapa bodohnya dia telah berlaku terhadap istrinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline