Lihat ke Halaman Asli

indah selly zevania

mahasiswa universitas jember

Isu Radikalisme di Indonesia dari Kacamata TNI/POLRI

Diperbarui: 2 Desember 2022   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bondowoso - Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan ( Ariwidodo 2017 ). Radikalisme yang ditinjau dari prespektif kewarganegaraan merupakan persoalan yang serius bagi bangsa Indonesia.

"Bagi mereka yang berbuat radikal merasa bahwa  keadilan belum dapat mereka rasakan. Mereka merasa dikucilkan dan disingkirkan. Pada tingkat yang parah, mereka merasa bahwa di diskriminasi," kata Letkol (Purn) Rahardjo, Ketua DPRD Fraksi TNI/Polri Kota Malang, Kamis (1/11/2022).

Sedangkan, terorisme  adalah suatu perbuatan atau tindakan untuk menakut-nakuti atau membuat resah dengan menimbulkan korban jiwa ataupun tidak. Teror muncul karena ketidakberdayaan untuk menghadapi tekanan pihak lain ataupun kekuasaan pemerintah.

Di Indonesia sendiri penanggulangan aksi-aksi radikalisme dan terorisme ditangani oleh polisi, sedangkan TNI lebih ke menghadapi musuh dengan operasi anti terror.

"Aksi terorisme ini sudah ada Undang-Undangnya, pada Undang-Undang No.05 Tahun 2018. Jadi, intinya di setiap instansi kepolisian pasti menyampaikan bahwa paham radikalisme maupun terorisme amat sangat berbahaya dan memang harus diberantas sesuai undang-undang yang berlaku," ujar Aipda Titik Sudarsih. Kepolisian menolak adanya radikalisme yang menuju terorisme, Jadi pihak kepolisian manapun akan memantau untuk selalu menekankan bahwa radikalisme yang mereka atau oknum-oknum lakukan adalah hal yang harus dihindari agar tidak menjadi aksi terorisme.

Untuk mencegah aksi-aksi radikalisme dan terorisme, hal paling mendasar yang diperlukan adalah meningkatkan rasa toleransi di kehidupan bermasyarakat. Dengan kita membiasakan diri dengan perbedaan dan dapat menerima fakta bahwa sebenarnya kita ini saling mebutuhkan dan hidup saling berketergantungan. Dari segi media sosial, cara yang bisa dilakukan untuk mencegah masuknya dengan cepat mengenai radikalisme dan terorisme yaitu dengan membatasi informasi dari luar tentang radikalisme dan terorisme.

(oleh:  Alfiyah Damayanti, Indah Selly, Naura Caluella, Nurista Kumala)

Universitas Jember, Desember 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline